duLu aku memimpikan hari-hari seperti ini,, tapi sekarang aku merindukan masa-masa bermimpi itu.
masa-masa dulu,
masa-masa penuh harapan,
masa-masa penuh mimpi,
masa-masa penuh keyakinan,
bahwa mimpi-mimpi itu akan jadi kenyataan,
sekarang,
sebagian mimpi sudah tercapai,
sebagian harapan sudah jadi kenyataan,
sebagian asa berbuah bahagia,
tapi sekarang aku benar-benar merindukan masa-masa bermimpi itu.
sangat merindukan,
ingin rasanya kembali ke masa itu,
memperbaiki semuanya,
memperbanyak mimpi,
untuk meningkatkan motivasi,
merancang harapan,
untuk masa depan,
aku benar-benar rindu masa-masa itu
aku rindu,
ingin rasanya kembali ke masa itu,
ah, sudahlah,
jalani dan syukuri apa yang sudah ada sekarang,
jalani dan syukuri sebagian mimpi yang sudah jadi nyata,
tidak usah banyak mengeluh,
bersyukur rinda,
bersyukur,
dan aku ingin bermimpi untuk hari nanti,
dengan mimpi yang lebih indah,
dengan mimpi yang lebih sempurna,
dengan mimpi yang siap kuwujudkan menjadi nyata,
apakah nanti aku akan merindukan hari ini?
hari dimana aku bermimpi,
entahlah,
duLu aku memimpikan hari-hari seperti ini,, tapi sekarang aku merindukan masa-masa bermimpi itu,
"... Someday might be today, mysteries of destiny..." (Someday, John Legend, Ost. August Rush)
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Minggu, 16 Mei 2010
Sabtu, 15 Mei 2010
pertengahan bulan,
16 maret
saya ke RSSA.
dengan kondisi kaki yang parah.
bahkan sampai berdarah-darah.
sampai harus menahan sakit yang luar biasa.
menahan ekspresi kesakitan yang hampir tak tertahankan.
agar orang-orang tidak menaruh kasihan pada saya.
yup. saya tidak suka dikasihani dalam kondisi seperti itu.
semakin menambah rasa sakit di hati saya.
14 april
saya ke RSSA (lagi).
dengan kondisi kaki yang lumayan membaik.
dengan suasana hati yang lebih baik.
tanpa saya sadari bahwa sakit ini lebih lama sembuhnya dari yang sebelumnya.
meskipun kali ini lukanya tak separah yang pertama.
tidak sampai berdarah-darah kemana-mana.
tapi cukup menganggu jika dibuat jalan.
untuk kali ini, saya tidak berharap akan kembali lagi ke RS ini.
apapun kondisinya,
terutama menyangkut masalah kaki.
hari ini 15 mei
saya kembali lagi ke RSSA.
yup, hari ini.
seperti yang sebelumnya,
ada banyak hal yang saya temui disini.
baru saja saya masuk ke ruang IRD, sudah terdengar suara jeritan anak kecil.
melihat wajah ibu-ibu yang menangis.
melihat anak kecil digendong dengan tangan berbalut gips,
melihat seorang teman sebaya terluka gara-gara main bola,
melihat para dokter memeriksa pasien,
dan melihat ruang periksa saya dulu,
rasanya sudah sesak,
nafas saya seolah-olah ikut terengah-engah mendengar tangis mereka,
keluh mereka,
wajah sedih mereka,
ya Alloh
saya benar-benar ada di tempat ini lagi.
di tempat yang dulu pernah saya kunjungi.
dengan luka di kaki yang bener-bener parah.
tapi dengan luka itu, saya diingatkan untuk selalu bersykur.
atas semua nikmatnya.
karena mungkin selama ini saya lupa bersyukur.
kali ini saya tidak bertemu dengan beliau.
dokter yang memberi pelajaran hidup pada saya.
tentang berartinya hidup ini.
saya senang karena tidak bertemu beliau.
karena memang kaki saya sudah sehat.
semoga tidak akan kambuh lagi.
saya disini lagi,
di RSSA ini
memang bukan untuk (kembali) memeriksakan kaki ini,
tapi untuk mengantarkan seorang sahabat.
:)
3 bulan berurutan ini
setiap pertengahan bulan
saya ke rumahsakit ini
hew,,
dan saya tidak pernah berharap
bahwa bulan depan saya ke RS ini lagi
apapun alasannya
amin
cukup hari ini saja saya berkunjung kesini
dan tidak akan kembali untuk berobat,
semoga
amin ya Rabb,
ataupun untuk mengunjungi kerabat yang sakit.
karena saya berharap
semoga kita selalu dalam keadaan sehat.
:)
saya ke RSSA.
dengan kondisi kaki yang parah.
bahkan sampai berdarah-darah.
sampai harus menahan sakit yang luar biasa.
menahan ekspresi kesakitan yang hampir tak tertahankan.
agar orang-orang tidak menaruh kasihan pada saya.
yup. saya tidak suka dikasihani dalam kondisi seperti itu.
semakin menambah rasa sakit di hati saya.
14 april
saya ke RSSA (lagi).
dengan kondisi kaki yang lumayan membaik.
dengan suasana hati yang lebih baik.
tanpa saya sadari bahwa sakit ini lebih lama sembuhnya dari yang sebelumnya.
meskipun kali ini lukanya tak separah yang pertama.
tidak sampai berdarah-darah kemana-mana.
tapi cukup menganggu jika dibuat jalan.
untuk kali ini, saya tidak berharap akan kembali lagi ke RS ini.
apapun kondisinya,
terutama menyangkut masalah kaki.
hari ini 15 mei
saya kembali lagi ke RSSA.
yup, hari ini.
seperti yang sebelumnya,
ada banyak hal yang saya temui disini.
baru saja saya masuk ke ruang IRD, sudah terdengar suara jeritan anak kecil.
melihat wajah ibu-ibu yang menangis.
melihat anak kecil digendong dengan tangan berbalut gips,
melihat seorang teman sebaya terluka gara-gara main bola,
melihat para dokter memeriksa pasien,
dan melihat ruang periksa saya dulu,
rasanya sudah sesak,
nafas saya seolah-olah ikut terengah-engah mendengar tangis mereka,
keluh mereka,
wajah sedih mereka,
ya Alloh
saya benar-benar ada di tempat ini lagi.
di tempat yang dulu pernah saya kunjungi.
dengan luka di kaki yang bener-bener parah.
tapi dengan luka itu, saya diingatkan untuk selalu bersykur.
atas semua nikmatnya.
karena mungkin selama ini saya lupa bersyukur.
kali ini saya tidak bertemu dengan beliau.
dokter yang memberi pelajaran hidup pada saya.
tentang berartinya hidup ini.
saya senang karena tidak bertemu beliau.
karena memang kaki saya sudah sehat.
semoga tidak akan kambuh lagi.
saya disini lagi,
di RSSA ini
memang bukan untuk (kembali) memeriksakan kaki ini,
tapi untuk mengantarkan seorang sahabat.
:)
3 bulan berurutan ini
setiap pertengahan bulan
saya ke rumahsakit ini
hew,,
dan saya tidak pernah berharap
bahwa bulan depan saya ke RS ini lagi
apapun alasannya
amin
cukup hari ini saja saya berkunjung kesini
dan tidak akan kembali untuk berobat,
semoga
amin ya Rabb,
ataupun untuk mengunjungi kerabat yang sakit.
karena saya berharap
semoga kita selalu dalam keadaan sehat.
:)
Selasa, 20 April 2010
Buat saudara-saudaraku...
Hari-hari ibarat rajutan waktu yang terburai...
semakin lama,ia makin mendekati tepi ...dan akhirnya hanya tinggal benang yang tak terpilin lagi
Ada sakit yang sering menemani hari-hari kita..
ada gelisah ketika mata-mata lain melihatnya..
menyaksikan di balik pintu dengan tatapan kasihan, atau penghinaan
sedang kita..........ingin rasanya lari, bersembunyi dari suara dunia
Ada sedih tatkala julukan pesakitan itu ditujukan pada diri ini
Ketika "Kenapa harus mencari orang jauh...?anda kan suka sakit-sakitan...mending cari orang dekat saja"
Ya Allah.............
kadang kita benci kan untuk di ketahui orang lain
kita benci untuk dikasihani, kita benci untuk diperhatikan...
tak ingin rasanya meninggalkan cinta di hati orang2 yang kita sayangi karena sakit kita...
Saudaraku...
Bantu aku bertahan...dengan sakitmu..kau ajak aku bersabar...
dengan sakitku aku berusaha bertahan...
dan dengan sakit kita...kita berusaha saling menjalin dan menjaga sebaik-baik peringatan darinya
Moga sakit yang terasa tidak menjadi beban
semoga sakit ini adalah anugrah di antara tangis yang tak dimengerti mereka yang sehat
karena kenikmatan mengingatNya hanya ada pada mereka yang merasa
Bersabar adalah sebaik2 baik cara
dengan kaki yang pincang dan berdarah darah...Allah telah meminimkan kemungkinan kita berjalan ke tempat2 maksiat... Allah menggugurkan dosa2 di antara jari2 kaki
Dengan organ-organ yang nyaris sering bermasalah...
Allah ingin mengingatkan kita tentang sebaik2 peringatan, yaitu KEMATIAN
Dengan ujian sakit yang bertubi-tubi...da ujian hisup yang terus menerus
Allah ingin melihat kita menangis dalam malam2 sunyi
Allah rindu pada air mata yang mengalir pada wajah dalam balutan mukenah putih itu...
Allah masih ingin lama melihat wajah2 yang memohon itu...
Allah terlalu baik dengan memberi rasa sakit dan ujian
karena kaki kita terlalu baik untuk menginjak bara yang akan melelehkan otak kita
Allah terlalu baik untuk mengunci kita lama2 dalam neraka
sehingga Dia memberikan sakit2 ini dan ujian yang tak henti.......
Insya Allah..........
JANGAN BIARKAN AKU MENGELUH........
JANGAN BIARKAN AKU MENANGIS...
JANGAN BIARKAN AKU JAUH DARINYA KARENA SEMUA INI
Kita sama..
satu..dalam apa yang kita rasa
semoga kita bisa saling menguatkan dan mengingatkan
Rasa sakit itu Indah...................
Semoga..AMIIn...
dikutip dari catatan fb seorang kakak >>hafsah_mifta
semoga Alloh slalu menguatkan setiap langkahmu.
amin
semakin lama,ia makin mendekati tepi ...dan akhirnya hanya tinggal benang yang tak terpilin lagi
Ada sakit yang sering menemani hari-hari kita..
ada gelisah ketika mata-mata lain melihatnya..
menyaksikan di balik pintu dengan tatapan kasihan, atau penghinaan
sedang kita..........ingin rasanya lari, bersembunyi dari suara dunia
Ada sedih tatkala julukan pesakitan itu ditujukan pada diri ini
Ketika "Kenapa harus mencari orang jauh...?anda kan suka sakit-sakitan...mending cari orang dekat saja"
Ya Allah.............
kadang kita benci kan untuk di ketahui orang lain
kita benci untuk dikasihani, kita benci untuk diperhatikan...
tak ingin rasanya meninggalkan cinta di hati orang2 yang kita sayangi karena sakit kita...
Saudaraku...
Bantu aku bertahan...dengan sakitmu..kau ajak aku bersabar...
dengan sakitku aku berusaha bertahan...
dan dengan sakit kita...kita berusaha saling menjalin dan menjaga sebaik-baik peringatan darinya
Moga sakit yang terasa tidak menjadi beban
semoga sakit ini adalah anugrah di antara tangis yang tak dimengerti mereka yang sehat
karena kenikmatan mengingatNya hanya ada pada mereka yang merasa
Bersabar adalah sebaik2 baik cara
dengan kaki yang pincang dan berdarah darah...Allah telah meminimkan kemungkinan kita berjalan ke tempat2 maksiat... Allah menggugurkan dosa2 di antara jari2 kaki
Dengan organ-organ yang nyaris sering bermasalah...
Allah ingin mengingatkan kita tentang sebaik2 peringatan, yaitu KEMATIAN
Dengan ujian sakit yang bertubi-tubi...da ujian hisup yang terus menerus
Allah ingin melihat kita menangis dalam malam2 sunyi
Allah rindu pada air mata yang mengalir pada wajah dalam balutan mukenah putih itu...
Allah masih ingin lama melihat wajah2 yang memohon itu...
Allah terlalu baik dengan memberi rasa sakit dan ujian
karena kaki kita terlalu baik untuk menginjak bara yang akan melelehkan otak kita
Allah terlalu baik untuk mengunci kita lama2 dalam neraka
sehingga Dia memberikan sakit2 ini dan ujian yang tak henti.......
Insya Allah..........
JANGAN BIARKAN AKU MENGELUH........
JANGAN BIARKAN AKU MENANGIS...
JANGAN BIARKAN AKU JAUH DARINYA KARENA SEMUA INI
Kita sama..
satu..dalam apa yang kita rasa
semoga kita bisa saling menguatkan dan mengingatkan
Rasa sakit itu Indah...................
Semoga..AMIIn...
dikutip dari catatan fb seorang kakak >>hafsah_mifta
semoga Alloh slalu menguatkan setiap langkahmu.
amin
Rabu, 14 April 2010
Berharganya Hidup Ini
sebuah catatan hidup saya
untuk hari ini,
14 April 2010 -- @ RS Syaiful Anwar Malang
saya memang paling ngeri dan paling malas kalau diminta ke RS, ketemu dokter, apalagi disuntik n minum obat.
dari dulu juga seperti itu.
sampai ibu saya harus berjuang susah payah hanya untuk memaksa saya mau ke dokter dan minum obat.
itu terjadi kalau sakit kan dan setiap orang pasti gk ingin sakit.
termasuk saya.
makanya, sebisa mungkin saya berusaha untuk tidak sakit. biar tidak perlu ke dokter dan minum obat.haduw, rasanya ngeri sekali.
haha..alay
tp pada kenyataannya, ketika Sang Penguasa memberikan sakit ke saya, ya itulah yang harus diterima. harus bersyukur pula cz masi diberi sakit. berarti saya bisa menikmati indahnya sehat.
masih seperti sakit yang pernah saya ceritakan dulu di blog ini, kali ini dia kembali. menggerogoti sel-sel tubuh saya yang ternyata tidak cukup kebal untuk melawannya.
jujur memang, awalnya saya marah dan kecewa ketika harus menerima sakit ini kembali. belum genap sebulan saya dinyatakan sembuh. dan ternyata hari ini saya sakit lagi.
sakit ini juga yang memaksa saya untuk kembali periksa ke dokter, tepatnya di spesialis kulit RS Syaiful Anwar Malang.
dari awal saya mau berangkat ke RS, entah kenapa saya merasa senang sekali. yup. saya senang. seakan-akan ada harapan untuk kembali sembuh di RS itu. kembali bertemu dg seorang spesialis kulit.
menemui beliau kembali, seperti sebulan yang lalu, tp dengan suasana hati yang berbeda. kali ini saya merasa senang, lebih banyak senyum dan serasa gk ada beban.
banyak yang saya peroleh hari ini dari beliau. sebuah pelajaran tentang hidup.
ketika di awal beliau mengatakan tentang penyakit saya, mengatakan sebuah vonis tentang sakit saya, menyakitkan memang. saya sempat speechless untuk beberapa saat. tidak perlulah saya mengatakan vonis macam itu disini. haha
tapi, kata-kata dan motivasi yang diucapkan beliau benar-benar mampu membangkitkan semangat saya untuk lebih menghargai hidup ini.
inilah beberapa kalimat beliau yang berhasil saya rekam di memori saya:
- ketika saya bertanya kenapa saya merasakan sakit ini sekarang (padahal dulu saya belum pernah sakit semacam ini), beliau mengatakan bahwa "bersyukurlah, alhamdulillah, subhanalloh kamu diberi sakitnya sekarang, untung tidak dari lahir dulu". benar juga kata beliau, seandainya sejak lahir saya sakit seperti ini, pasti lebih menyakitkan. alhamdulillah
- ketika saya bertanya, apa yg harus saya lakukan dengan sakit ini, beliau menjawab dengan penuh bijaksana, "bermunajatlah pada Alloh, jangan pernah mendewakan obat." sekali lagi, saya benar-benar kagum dengan beliau. karena Alloh lah yang memberi sakit ini. Alloh juga yang akan mencabutnya. dokter dan obat-obatan itu hanyalah perantara bagi kesembuhan kita. jd, tetap berusaha berobat dan tak lupa untuk berdoa.
- ketika saya bertanya, apa saya perlu istirahat dirumah dan tidak pergi ke kampus, beliau menjawab, "kalau ingin istirahat, maka kamu harus istirahat seumur hidup. sakitmu bukan penghalang untuk kuliah. buktinya kamu masih mampu jalan sampai RS ini. tetaplah bekerja dan kuliah. pikirkan masa depanmu. terima sakit ini dengan sabar." haha..iya benar sekali. yang sakit kan kaki saya, bukan otak saya. bukan penyakit dalam yang membutuhkan banyak istirahat. jadi, masih kuatlah kalau dibuat jalan-jalan. sekalipun rada pincang. hehe.
itulah beberapa kalimat yang berhasil saya rekam di memori otak saya. masih ada beberapa kalimat lagi sih sebenarnya. tapi saya rasa bagian ini tidak perlu ditulis disini. hehe. hanya untuk saya dan untuk sakit saya ini. yang penting disini, saya hanya ingin berbagi, betapa berharganya hidup ini jika kita mau mensyukurinya, menerima dengan lapang dada setiap kondisi yang ada,jangan mudah menyerah karena suatu kondisi yang dijatuhkan pada kita. tapi berpikir bagaimana dengan kondisi yang sedang down ini kita mampu untuk lebih banyak lagi melakukan hal-hal bermakna untuk hidup ini. dan yang pasti, saya ingin membangun pikiran positif pada diri saya ini.
saya disini, di bumi ini, alhamdulillah masih bisa tersenyum sampai detik ini. terimakasih untuk indahnya hari ini. hari yang mengubah pemikiran saya juga, bahwa bertemu dokter dan ke rumah sakit tidak selalu mengerikan. karena banyak hal positif pula yang bisa saya ambil dari sana.
keep smile :-) n jaga kesehatan selalu...
untuk hari ini,
14 April 2010 -- @ RS Syaiful Anwar Malang
saya memang paling ngeri dan paling malas kalau diminta ke RS, ketemu dokter, apalagi disuntik n minum obat.
dari dulu juga seperti itu.
sampai ibu saya harus berjuang susah payah hanya untuk memaksa saya mau ke dokter dan minum obat.
itu terjadi kalau sakit kan dan setiap orang pasti gk ingin sakit.
termasuk saya.
makanya, sebisa mungkin saya berusaha untuk tidak sakit. biar tidak perlu ke dokter dan minum obat.haduw, rasanya ngeri sekali.
haha..alay
tp pada kenyataannya, ketika Sang Penguasa memberikan sakit ke saya, ya itulah yang harus diterima. harus bersyukur pula cz masi diberi sakit. berarti saya bisa menikmati indahnya sehat.
masih seperti sakit yang pernah saya ceritakan dulu di blog ini, kali ini dia kembali. menggerogoti sel-sel tubuh saya yang ternyata tidak cukup kebal untuk melawannya.
jujur memang, awalnya saya marah dan kecewa ketika harus menerima sakit ini kembali. belum genap sebulan saya dinyatakan sembuh. dan ternyata hari ini saya sakit lagi.
sakit ini juga yang memaksa saya untuk kembali periksa ke dokter, tepatnya di spesialis kulit RS Syaiful Anwar Malang.
dari awal saya mau berangkat ke RS, entah kenapa saya merasa senang sekali. yup. saya senang. seakan-akan ada harapan untuk kembali sembuh di RS itu. kembali bertemu dg seorang spesialis kulit.
menemui beliau kembali, seperti sebulan yang lalu, tp dengan suasana hati yang berbeda. kali ini saya merasa senang, lebih banyak senyum dan serasa gk ada beban.
banyak yang saya peroleh hari ini dari beliau. sebuah pelajaran tentang hidup.
ketika di awal beliau mengatakan tentang penyakit saya, mengatakan sebuah vonis tentang sakit saya, menyakitkan memang. saya sempat speechless untuk beberapa saat. tidak perlulah saya mengatakan vonis macam itu disini. haha
tapi, kata-kata dan motivasi yang diucapkan beliau benar-benar mampu membangkitkan semangat saya untuk lebih menghargai hidup ini.
inilah beberapa kalimat beliau yang berhasil saya rekam di memori saya:
- ketika saya bertanya kenapa saya merasakan sakit ini sekarang (padahal dulu saya belum pernah sakit semacam ini), beliau mengatakan bahwa "bersyukurlah, alhamdulillah, subhanalloh kamu diberi sakitnya sekarang, untung tidak dari lahir dulu". benar juga kata beliau, seandainya sejak lahir saya sakit seperti ini, pasti lebih menyakitkan. alhamdulillah
- ketika saya bertanya, apa yg harus saya lakukan dengan sakit ini, beliau menjawab dengan penuh bijaksana, "bermunajatlah pada Alloh, jangan pernah mendewakan obat." sekali lagi, saya benar-benar kagum dengan beliau. karena Alloh lah yang memberi sakit ini. Alloh juga yang akan mencabutnya. dokter dan obat-obatan itu hanyalah perantara bagi kesembuhan kita. jd, tetap berusaha berobat dan tak lupa untuk berdoa.
- ketika saya bertanya, apa saya perlu istirahat dirumah dan tidak pergi ke kampus, beliau menjawab, "kalau ingin istirahat, maka kamu harus istirahat seumur hidup. sakitmu bukan penghalang untuk kuliah. buktinya kamu masih mampu jalan sampai RS ini. tetaplah bekerja dan kuliah. pikirkan masa depanmu. terima sakit ini dengan sabar." haha..iya benar sekali. yang sakit kan kaki saya, bukan otak saya. bukan penyakit dalam yang membutuhkan banyak istirahat. jadi, masih kuatlah kalau dibuat jalan-jalan. sekalipun rada pincang. hehe.
itulah beberapa kalimat yang berhasil saya rekam di memori otak saya. masih ada beberapa kalimat lagi sih sebenarnya. tapi saya rasa bagian ini tidak perlu ditulis disini. hehe. hanya untuk saya dan untuk sakit saya ini. yang penting disini, saya hanya ingin berbagi, betapa berharganya hidup ini jika kita mau mensyukurinya, menerima dengan lapang dada setiap kondisi yang ada,jangan mudah menyerah karena suatu kondisi yang dijatuhkan pada kita. tapi berpikir bagaimana dengan kondisi yang sedang down ini kita mampu untuk lebih banyak lagi melakukan hal-hal bermakna untuk hidup ini. dan yang pasti, saya ingin membangun pikiran positif pada diri saya ini.
saya disini, di bumi ini, alhamdulillah masih bisa tersenyum sampai detik ini. terimakasih untuk indahnya hari ini. hari yang mengubah pemikiran saya juga, bahwa bertemu dokter dan ke rumah sakit tidak selalu mengerikan. karena banyak hal positif pula yang bisa saya ambil dari sana.
keep smile :-) n jaga kesehatan selalu...
Sabtu, 13 Maret 2010
Karena Aku Lupa Bersyukur...

mm..klu ngebayangin gk bisa jalan si terlalu ngerii kali ya..
hehe..
ok dehh..pernah berfikir gk si gimana klu kita susah jalan???
misal kakinya luka kena pecahan kaca atau apa gtu...
pasti sakit kn???
iya lah...
apalgi klu lukanya pas di telapak kakinya!!
hew...how pathetic..
bs dipastikan susah jalan,,gk bisa lari2 dengan mudah...
gk bisa aktifitas dengan leluasa...
silakan dibayangkan...
begitu penting arti kaki bwt kita..dialah yg menopang tubuh kita utk menjalani hidup ini..
dialah yg selalu mengantar kita kemana kita mau..
tp,,seberapa sering kita mensyukuri nikmat yg berupa kaki yg sehat ini???
adakah sering kita lupa???
apakah susah utk sekedar mengucap "alhamdulillah" atas semua nikmat ini???
gk cuma krna dianugerahi kaki yg sehat..
tp jg krna sdh diberikan nikmat yang buanyak...
ya..kadang memang kita terlalu sibuk utk mengucap kata syukur...
terlalu disibukkan dengan mengeluh ttg hidup ini...
padahal nikmatNya sudah bnyak..
klu di Al Qur'an sendiri bnyak dijumpai ayat2 yang berkaitan dengan syukur n nikmat...silakan dicek sendiri dehh..
ky misalnya di QS AL Kautsar ayat 1: "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak".
AL Kautsar sendiri artinya adalah nikmat yang banyak..
Dalam QS Ar Rahmaan, berulang-ulang Alloh berfirman :"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Masih juga mengeluh n tdk bersyukur??
hmm...bnyak sekali nikmat yg sudah diberikanNya pada kita wahai teman semua...
Ketika kita bersyukur,,maka Alloh akan menambah nikmatNya pada kita...
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." --> QS Ibrahim ayat 7..
Hew..saya menuliskan semua di atas bukannya sok tau atau sok menggurui...tp hanya sekedar mengingatkan..
Mengingatkan diri saya sendiri juga..
Krna selama ini lupa bersyukur krna dianugerahi kaki yg sehat...
Kaki yg bs mengantar saya kemana saja, ke tempat yang saya inginkan..
Ke kampus...pulang ke rumah..kemana aja...
Sampai tiba pada hari ini, dimana saya kesulitan bwt jalan...
Sulit bwt kemana-mana...udah beberapa hari gk ke kampus...
Serba sulit wes..ke dokter aja sulit juga bwt jalan...
hmm...awalnya saya mengeluh..
luka ini terlalu sakit..
tp alhamdulillah diingatkan jg sama Alloh dengan adanya sakit ini...
Diingatkan bahwa selama ini saya sering lupa bersyukur klu punya kaki yg sehat...hehe..
Meski sakit ini masih terasa sampai detik ini, tp saya yakin dan percaya bahwa luka ini bisa disembuhkan...berobat, berdo'a, n tetap berusaha tersenyum..
Energi postif dari dalam diri katanya berperan besar dlm proses penyembuhan loh...Makanya saya berusaha berfikir positif bahwa sakit ini pasti bs sembuh..:-)
Dengan sakit ini pula, saya jd ingat utk bersyukur krna punya tangan yg sehat, mata yang sehat, wes pokoknya semua anggota tubuh ini yg lg sehat...alhamdulillah..
Buat kehidupan ini, buat nafas ini, buat semuaaanyaaaaa...alhamdulillah...
Smoga kaki ini bisa kembali sehat...amin..
Bisa kembali menemani tiap langkah saya dlm menjalani sisa hidup ini..
Ps: makasi bwt tmen2 yg uda ngasi semangat, bahwa kita hrz positif thinking agar bs sembuh,, makasi bwt leppi, modem, n hapeku yang udah menemani selama 4 hari ini...hehe...meski kaki lg sakit, yang penting hati masi sehat...:-)
semoga semua bisa kembali normal ky semula..
amin
sebuah perenungan diri
21.54 13032010
@RF tercinta..
Rabu, 03 Maret 2010
Cermin Masa Lalu
Di masa kecil, saat pertama menyentuh benda bernama sepeda, kaki ini gemetar. Gemuruh di dada tak tertahankan sementara kedua tangan mencengkeram erat stang sepeda, padahal belum juga terkayuh pedal di kaki. Kedua mata menatap tajam menunggu lengang sepanjang jalan tertatap di depan, sebelum kayuhan pertama diayunkan. Satu kayuhan pun terayun, dan... lutut memar, lengan berdarah, ditambah kening sedikit benjol beradu kuat dengan aspal.
Menyerah? tentu tidak. Meski harus kembali terluka, menambah benjolan di sisi lain kening, atau menutup luka kemarin dengan luka yang baru, semangat tak pernah luntur demi bisa berdiri di atas sepeda roda dua. Esok hari, tambah lagi luka baru, atau luka yang sama bertambah parah, tetap saja terus berusaha mengayuh sepeda. Tiga kayuhan pertama, jatuh. Esok mendapat tujuh kayuhan, kemudian jatuh. Sebelas kayuhan, jatuh lagi dan seterusnya entah sudah keberapa ratus kali aspal jalan depan rumah itu bersahabat dengan lutut, lengan, kening ini. Hingga akhirnya jalan lurus, jalan terjal, mendaki dan turunan, hingga berlubang pun mampu dilewati dengan lincah, cepat dan yang penting, tidak lagi jatuh.
Menanjak remaja, sepeda motor pun dijajal. Tak peduli meski orang tua belum sanggup membelikannya, yang penting bisa dulu. Kali pertama menunggang kuda besi itu, ladang orang pun menjadi tempat pendaratan terbaik. Luka lama kembali terbuka, namun itu tak menyurutkan semangat. Malu rasanya tak mampu mengendarai motor layaknya semua teman lelaki di kampung. Bermodal semangat dan kepercayaan diri, ditambah sedikit gengsi kelelakian, melajulah motor tanpa lagi tersuruk di kebun singkong, tak lagi terparkir di tempat yang salah.
Di masa lalu, jatuh bangun pernah dialami. Sakit, luka, menangis, berdarah-darah menjadi sahabat sehari-hari. Tapi sakit, luka, air mata dan darah yang pernah menetes itu menjadi saksi bahwa semangat diri tak pernah padam untuk meraih keberhasilan. Tak hanya semangat, cita-cita untuk sekadar bisa melenggang mulus di atas sepeda atau motor yang begitu kuat, membuat diri rela jatuh bangun dan terluka. Sebuah pengorbanan yang harus dibayar.
Di masa lalu, kegagalan demi kegagalan pernah sangat rekat dengan diri ini. Pernah juga beberapa kesuksesan menjadi bagian kehidupan, gerimis hati ini saat menjalaninya. Jutaan jalan berlubang pernah terlalui, beberapa kali terjerembab di dalamnya. Jalan gelap begitu sering harus ditapaki, tak jarang menemui jalan buntu. Tak terbilang peluh saat mendaki, sementara senang tak terkira ketika mendapati jalan menurun. Yang membuat diri tak percaya, sungguh semuanya pernah dilalui.
Di masa silam, ada banyak sahabat baru berdatangan dan mengiringi hari-hari penuh kehangatan. Tak berbeda masanya, beberapa sahabat pernah pula meninggalkan diri, menjauh dan tak lagi pernah tahu gerangan dirinya. Pilu ketika harus berpisah, haru saat berjumpa kembali. Begitu banyak cinta bersemi, meski di waktu yang sama ada pula yang menabur benci pada diri.
Ketika masih sama-sama di bangku pendidikan, bersama sahabat mengukir mimpi. Melukis masa depan, membayangkan akan menjadi apa diri ini kelak, usia berapa menikah, seperti apa pasangan hidup nanti, berapa banyak anak yang dihasilkan, apa jenis kendaraan yang diinginkan, rumah sebesar apa yang didambakan, berapa banyak yang diinginkan saat kali pertama gajian, dan apa yang ingin dibeli dengan gaji pertama itu.
Waktu berlalu, mimpi terlewati, ada yang terwujud, tak sedikit yang menguap bersama awan di langit. Lukisan masa depan semakin buram, tak lagi jernih seperti saat pertama ditorehkan di atas kanvas harapan. Ada yang menyesali langkah tak tepat yang pernah ditempuh, ada yang mensyukuri karena tak selamanya apa yang dianggap benar, benar pula menurut Sang Maha Berkehendak.
Kita memang tak pernah bisa tahu yang akan terjadi besok, tetapi kita pernah punya masa lalu yang telah banyak memberi pengajaran. Kita pernah jatuh, terpuruk, sedih, bahagia, manis, pahit, terbang, menangis, tertawa, sendiri, bersama, di masa lalu. Sedangkan masa depan, kita hanya bisa mengukirnya di dalam bingkai mimpi, hanya bisa mengira, merencana dan merekayasa. Justru karena itulah, kita mesti belajar dari masa lalu. Karena masa lalu telah pernah mengajarkan semuanya. Bercermin dari masa lalu, agar rencana dan rekayasa untuk mimpi masa datang lebih mendekati kenyataan.
ditulis oleh: Bayu Gawtama
Menyerah? tentu tidak. Meski harus kembali terluka, menambah benjolan di sisi lain kening, atau menutup luka kemarin dengan luka yang baru, semangat tak pernah luntur demi bisa berdiri di atas sepeda roda dua. Esok hari, tambah lagi luka baru, atau luka yang sama bertambah parah, tetap saja terus berusaha mengayuh sepeda. Tiga kayuhan pertama, jatuh. Esok mendapat tujuh kayuhan, kemudian jatuh. Sebelas kayuhan, jatuh lagi dan seterusnya entah sudah keberapa ratus kali aspal jalan depan rumah itu bersahabat dengan lutut, lengan, kening ini. Hingga akhirnya jalan lurus, jalan terjal, mendaki dan turunan, hingga berlubang pun mampu dilewati dengan lincah, cepat dan yang penting, tidak lagi jatuh.
Menanjak remaja, sepeda motor pun dijajal. Tak peduli meski orang tua belum sanggup membelikannya, yang penting bisa dulu. Kali pertama menunggang kuda besi itu, ladang orang pun menjadi tempat pendaratan terbaik. Luka lama kembali terbuka, namun itu tak menyurutkan semangat. Malu rasanya tak mampu mengendarai motor layaknya semua teman lelaki di kampung. Bermodal semangat dan kepercayaan diri, ditambah sedikit gengsi kelelakian, melajulah motor tanpa lagi tersuruk di kebun singkong, tak lagi terparkir di tempat yang salah.
Di masa lalu, jatuh bangun pernah dialami. Sakit, luka, menangis, berdarah-darah menjadi sahabat sehari-hari. Tapi sakit, luka, air mata dan darah yang pernah menetes itu menjadi saksi bahwa semangat diri tak pernah padam untuk meraih keberhasilan. Tak hanya semangat, cita-cita untuk sekadar bisa melenggang mulus di atas sepeda atau motor yang begitu kuat, membuat diri rela jatuh bangun dan terluka. Sebuah pengorbanan yang harus dibayar.
Di masa lalu, kegagalan demi kegagalan pernah sangat rekat dengan diri ini. Pernah juga beberapa kesuksesan menjadi bagian kehidupan, gerimis hati ini saat menjalaninya. Jutaan jalan berlubang pernah terlalui, beberapa kali terjerembab di dalamnya. Jalan gelap begitu sering harus ditapaki, tak jarang menemui jalan buntu. Tak terbilang peluh saat mendaki, sementara senang tak terkira ketika mendapati jalan menurun. Yang membuat diri tak percaya, sungguh semuanya pernah dilalui.
Di masa silam, ada banyak sahabat baru berdatangan dan mengiringi hari-hari penuh kehangatan. Tak berbeda masanya, beberapa sahabat pernah pula meninggalkan diri, menjauh dan tak lagi pernah tahu gerangan dirinya. Pilu ketika harus berpisah, haru saat berjumpa kembali. Begitu banyak cinta bersemi, meski di waktu yang sama ada pula yang menabur benci pada diri.
Ketika masih sama-sama di bangku pendidikan, bersama sahabat mengukir mimpi. Melukis masa depan, membayangkan akan menjadi apa diri ini kelak, usia berapa menikah, seperti apa pasangan hidup nanti, berapa banyak anak yang dihasilkan, apa jenis kendaraan yang diinginkan, rumah sebesar apa yang didambakan, berapa banyak yang diinginkan saat kali pertama gajian, dan apa yang ingin dibeli dengan gaji pertama itu.
Waktu berlalu, mimpi terlewati, ada yang terwujud, tak sedikit yang menguap bersama awan di langit. Lukisan masa depan semakin buram, tak lagi jernih seperti saat pertama ditorehkan di atas kanvas harapan. Ada yang menyesali langkah tak tepat yang pernah ditempuh, ada yang mensyukuri karena tak selamanya apa yang dianggap benar, benar pula menurut Sang Maha Berkehendak.
Kita memang tak pernah bisa tahu yang akan terjadi besok, tetapi kita pernah punya masa lalu yang telah banyak memberi pengajaran. Kita pernah jatuh, terpuruk, sedih, bahagia, manis, pahit, terbang, menangis, tertawa, sendiri, bersama, di masa lalu. Sedangkan masa depan, kita hanya bisa mengukirnya di dalam bingkai mimpi, hanya bisa mengira, merencana dan merekayasa. Justru karena itulah, kita mesti belajar dari masa lalu. Karena masa lalu telah pernah mengajarkan semuanya. Bercermin dari masa lalu, agar rencana dan rekayasa untuk mimpi masa datang lebih mendekati kenyataan.
ditulis oleh: Bayu Gawtama
Minggu, 21 Februari 2010
Alhamdulillah...
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Semakin kutahu
Jika pepohonan dijadikan pena
Dan laut menjadi tinta
Niscaya takkan pernah cukup
Tuk menuliskan semua nikmat-Nya
Lelah. Rasanya terlalu lelah untuk terus berdo’a kepada Allah. Hari ini entah sudah kesekian kalinya aku meminta, tapi tak jua Dia mengabulkan permintaanku. Pekan lalu, saat ku membutuhkan tangan-Nya. Ah, jangankan yang baru-baru ini, puluhan bahkan ratusan pintaku bulan-bulan sebelumnya, juga tahun sebelumnya, kalau kuingat-ingat, belum juga terkabulkan.
Tapi, apa salahnya malam ini ku mencoba berdialog kembali dengan-Nya, semoga saja ia mau mendengar. Baru saja kususun jemari ini, belum sempat baris kata-kata yang sebelumnya sudah kurangkai indah di dalam benakku deras terburai keluar dari mulutku, mataku menangkap tajam jemariku yang bergerak…
Astaghfirullaah… seketika dadaku sesak. Berdegup kencang. Ingin kuhapus kata-kataku di atas. Tapi sudah terlanjur tumpah. Aku malu telah lancang kepada-Nya dan menihilkan semua yang telah diberikan-Nya.
Sedetik kemudian. seiring dengan menggenangnya air di pelupuk mata ini yang siap tumpah bagai gelombang yang menunggu perintah menghantam karang, benakku sudah disesaki dengan jutaan tanya…
Pernahkah aku meminta kepada-Nya untuk memberikan kepadaku jemari yang lengkap dan indah ini, sehingga aku bisa banyak berbuat dengan kesempurnaan penciptaan ini. Aku tak pernah meminta sebelumnya agar Ia melengkapi tanganku ini dengan jemari, aku juga tak pernah berdo’a untuk berbagai kesempatan hingga detik ini aku masih bisa menggerakkan dan menyentuh dengan jemariku ini. Tapi sampai detik ini, Dia masih memberikannya kepadaku.
Harus kusentuh lagi beberapa anggota tubuh ini. Kemudian aku berdiri, subhanallah, aku masih bisa berdiri. Padahal aku tak pernah sebelumnya meminta agar terus ditetapkan memiliki dua kaki sempurna, tapi Dia masih terus memberikannya. Kupandangi, ups…sebelum kulanjutkan…dengan apa aku memandang? Pernahkah aku meminta Dia menganugerahiku sepasang mata indah ini? Sehingga semua terasa begitu indah untuk dinikmati, semua alam dan lukisan semesta menjadi penghibur hati dengan adanya dua mata ini. Kuyakin juga - aku tak pernah lupa - tak pernah memohon kepada-Nya untuk tetap memberikut dua telinga dengan fungsi pendengaran yang baik. Tapi kenapa aku masih bisa mendengar?
Test…test…satu…satu, dua tiga….
Sengaja aku mengetes suaraku. Masih jelas terdengar. Tapi, bukankah Dia memberikannya begitu saja kepadaku tanpa pernah aku memintanya? Lalu aku berjalan, Alhamdulillah aku masih bisa berjalan. Ke luar kamar, ke ruang tengah, kulihat masih terlihat sederet makanan di meja makan, kucicipi sepotong tahu. Enak, ya enak. Tapi kenapa aku masih bisa merasakan nikmatnya sepotong tahu? Juga segarnya menyeruput sebotol juice buah yang kuambil dalam kulkas? Yang pasti, tak pernah barisan kata pinta terucap tuk sekedar memohon agar tetap diberikan kemampuan merasa…
Kuterus berjalan. Ke kamar mandi. Ada air. Kusentuh segarnya air itu, aah, sejak kapan aku merasakan kesegaran ini. Mungkinkah ketika terlahir dulu sempat aku meminta kepada-Nya agar dikaruniakan kesegaran macam ini? atau….hhhhhh, kuhirup udara malam yang sejuk. Eh, apa pernah aku minta Dia tak menyetop pasokan udara untukku? Bahkan…aku masih hidup, aku masih hiduuup (teriakku)… siapa yang tahu dan bisa menerka sampai kapan aku masih bisa menikmati hidup. Tapi yang jelas tak pernah sekalipun keluar dari mulut ini rangkaian kata : “Tuhan, terima kasih atas semua nikmat-Mu, sampai hari ini.”
Masih saja banyak pintaku
Dan air mata itupun tumpah deras membasuh kegersangan jiwa ini…
[Dikutip dari : buku Oase Jiwa - Truly, Deeply, Sincerely : Kawan, Pernahkah seberdosa ini?]
” Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. setiap waktu dia dalam kesibukan. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? “
(Q.S. Ar-Rahmaan 55: 29-30)
Ps: saya menemukan artikel ini ketika berusaha googling murottal QS Ar Rahman yg langsung satu surat. tidak seperti yg sudah saya punya (per ayat). membaca artikel ini, membuat saya sadar dan mengerti, bahwa sudah terlalu banyak nikmat yg Alloh berikan pada kita. Kadang, memang kita terlalu sering mengeluh tentang hidup ini. Begitupun dengan saya, yang akhir2 ini merasa bahwa hidup saya semakin kacau. Semoga kita bisa lebih baik lagi. Amin. dan alhamdulillah atas semua nikmatNya..
terimakasih buat blog yg mengulas artikel ini. http://fahmijafar.net/2007/04/09/maka-nikmat-tuhanmu-yang-manakah-yang-kamu-dustakan/
Semakin kutahu
Jika pepohonan dijadikan pena
Dan laut menjadi tinta
Niscaya takkan pernah cukup
Tuk menuliskan semua nikmat-Nya
Lelah. Rasanya terlalu lelah untuk terus berdo’a kepada Allah. Hari ini entah sudah kesekian kalinya aku meminta, tapi tak jua Dia mengabulkan permintaanku. Pekan lalu, saat ku membutuhkan tangan-Nya. Ah, jangankan yang baru-baru ini, puluhan bahkan ratusan pintaku bulan-bulan sebelumnya, juga tahun sebelumnya, kalau kuingat-ingat, belum juga terkabulkan.
Tapi, apa salahnya malam ini ku mencoba berdialog kembali dengan-Nya, semoga saja ia mau mendengar. Baru saja kususun jemari ini, belum sempat baris kata-kata yang sebelumnya sudah kurangkai indah di dalam benakku deras terburai keluar dari mulutku, mataku menangkap tajam jemariku yang bergerak…
Astaghfirullaah… seketika dadaku sesak. Berdegup kencang. Ingin kuhapus kata-kataku di atas. Tapi sudah terlanjur tumpah. Aku malu telah lancang kepada-Nya dan menihilkan semua yang telah diberikan-Nya.
Sedetik kemudian. seiring dengan menggenangnya air di pelupuk mata ini yang siap tumpah bagai gelombang yang menunggu perintah menghantam karang, benakku sudah disesaki dengan jutaan tanya…
Pernahkah aku meminta kepada-Nya untuk memberikan kepadaku jemari yang lengkap dan indah ini, sehingga aku bisa banyak berbuat dengan kesempurnaan penciptaan ini. Aku tak pernah meminta sebelumnya agar Ia melengkapi tanganku ini dengan jemari, aku juga tak pernah berdo’a untuk berbagai kesempatan hingga detik ini aku masih bisa menggerakkan dan menyentuh dengan jemariku ini. Tapi sampai detik ini, Dia masih memberikannya kepadaku.
Harus kusentuh lagi beberapa anggota tubuh ini. Kemudian aku berdiri, subhanallah, aku masih bisa berdiri. Padahal aku tak pernah sebelumnya meminta agar terus ditetapkan memiliki dua kaki sempurna, tapi Dia masih terus memberikannya. Kupandangi, ups…sebelum kulanjutkan…dengan apa aku memandang? Pernahkah aku meminta Dia menganugerahiku sepasang mata indah ini? Sehingga semua terasa begitu indah untuk dinikmati, semua alam dan lukisan semesta menjadi penghibur hati dengan adanya dua mata ini. Kuyakin juga - aku tak pernah lupa - tak pernah memohon kepada-Nya untuk tetap memberikut dua telinga dengan fungsi pendengaran yang baik. Tapi kenapa aku masih bisa mendengar?
Test…test…satu…satu, dua tiga….
Sengaja aku mengetes suaraku. Masih jelas terdengar. Tapi, bukankah Dia memberikannya begitu saja kepadaku tanpa pernah aku memintanya? Lalu aku berjalan, Alhamdulillah aku masih bisa berjalan. Ke luar kamar, ke ruang tengah, kulihat masih terlihat sederet makanan di meja makan, kucicipi sepotong tahu. Enak, ya enak. Tapi kenapa aku masih bisa merasakan nikmatnya sepotong tahu? Juga segarnya menyeruput sebotol juice buah yang kuambil dalam kulkas? Yang pasti, tak pernah barisan kata pinta terucap tuk sekedar memohon agar tetap diberikan kemampuan merasa…
Kuterus berjalan. Ke kamar mandi. Ada air. Kusentuh segarnya air itu, aah, sejak kapan aku merasakan kesegaran ini. Mungkinkah ketika terlahir dulu sempat aku meminta kepada-Nya agar dikaruniakan kesegaran macam ini? atau….hhhhhh, kuhirup udara malam yang sejuk. Eh, apa pernah aku minta Dia tak menyetop pasokan udara untukku? Bahkan…aku masih hidup, aku masih hiduuup (teriakku)… siapa yang tahu dan bisa menerka sampai kapan aku masih bisa menikmati hidup. Tapi yang jelas tak pernah sekalipun keluar dari mulut ini rangkaian kata : “Tuhan, terima kasih atas semua nikmat-Mu, sampai hari ini.”
Masih saja banyak pintaku
Dan air mata itupun tumpah deras membasuh kegersangan jiwa ini…
[Dikutip dari : buku Oase Jiwa - Truly, Deeply, Sincerely : Kawan, Pernahkah seberdosa ini?]
” Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. setiap waktu dia dalam kesibukan. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? “
(Q.S. Ar-Rahmaan 55: 29-30)
Ps: saya menemukan artikel ini ketika berusaha googling murottal QS Ar Rahman yg langsung satu surat. tidak seperti yg sudah saya punya (per ayat). membaca artikel ini, membuat saya sadar dan mengerti, bahwa sudah terlalu banyak nikmat yg Alloh berikan pada kita. Kadang, memang kita terlalu sering mengeluh tentang hidup ini. Begitupun dengan saya, yang akhir2 ini merasa bahwa hidup saya semakin kacau. Semoga kita bisa lebih baik lagi. Amin. dan alhamdulillah atas semua nikmatNya..
terimakasih buat blog yg mengulas artikel ini. http://fahmijafar.net/2007/04/09/maka-nikmat-tuhanmu-yang-manakah-yang-kamu-dustakan/
Sabtu, 16 Mei 2009
I am The Winner (motifasi menghadapi ujian)
Seorang pecundang akan berkata “Ini mungkin, tapi sulit” sedangkan seorang pemenang akan berkata “Ini sulit, tapi mungkin”
Sekarang kita tinggal memilih, kita akan menjadi siapa? Seorang pecundang atau seorang pemenang? Seorang pecundang yang hanya dengan melihat saja sudah menyerah, pasang kuda – kuda dan dalam hitungan ketiga lari menjauh. Seorang pecundang yang patah semangat, hilang kepercayaan diri, takut, dan percaya bahwa apa yang dilakukan akan percuma saja bahkan gatot (gagal total). Ataukah seorang pemenang, seorang pemenang yang percaya bahwa dia akan berhasil, dengan semangat, usaha, kerja keras, dan do’a dia percaya mampu menaklukkan dunia. Selanjutnya? Terserah anda!
Penulis yakin bahwa semua akan memilih menjadi seorang pemenang, karena memilih menjadi pemenang atau pecundang tidak sulit, sangat mudah hanya dengan memilih. Namun dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan.
Hidup adalah sumber masalah, pertempuran atau bahakan medan perang yang tidak akan pernah berhenti. Sejak kita lahir hingga membaca tulisan ini, semuanya pertempuran. Pertempuran melawan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan juga pertempuran melawan ketidak maha tahuan kita.
Kita tercipta menjadi seorang pemenang sayangnya kita sendiri menjadikan diri kita seorang pecundang. Bagaimana tidak waktu kita kecil kita tidak mampu berbuat apa – apa, yang bisa kita lakukan hanya menangis. Lihatlah diri kita sekarang, kita bisa berjalan bahkan berlari, kita bisa makan bahkan membuat makanan, kita bisa berbicara bahkan bernyanyi. Coba banyangkan apa yang akan terjadi apabila sejak kita terlahir kita menjadi seorang pecundang yang takut belajar berjalan karena takut jatuh, yang takut makan sendiri karena takut belepotan dan ketakutan – ketakutan yang lain. Mungkin manusia akan punah karena tak mampu berbuat apa – apa.
Apabila kita tercipta menjadi seorang pemenang, mengapa kita rubah diri kita menjadi seorang pecundang. Pecundang yang mencari kambing hitam atas kesalahannya, pecundang yang bila diberi penghalang akan berbalik arah, pecundang yang selalu mencari jalan pintas atas semua kesulitan, pecundang yang ingin sukses tanpa kerja keras dan pecundang yang selalu menunggu keajaiban turun dari langit.
Salah satu rintangan akan kita hadapi [UAS, UAN, Ujian semester], satu rintangan yang sangat mudah dibandingkan rintangan – rintangan yang akan kita hadapi dihari yang akan datang. Inilah saatnya kita menentukan menjadi siapakah kita? Seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang? Pemenang yang dengan sepenuh hati percaya bahwa dia akan menang, pemenang yang sadar bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya melainkan dengan usaha dan kerja keras, pemenang yang tidak akan berbalik arah hanya karena ada penghalang didepannya, pemenang yang tidak akan bingung tuk mencari jalan pintas karena dia tahu dia berada di jalan yang benar, pemenang yang selalu menambah bekalnya untuk menemani perjalanannya, dan pemenang yang tidak akan membohongi diri sendiri dan orang lain tuk berbuat curang.
Jika kita memilih menjadi pemenang, masih ada waktu tuk menyiapkan semua bekal, masih ada waktu tuk menyingkirkan semua rintangan, masih ada waktu tuk mengubah pikiran kita terutama tentang apa yang kita pikirkan tentang diri kita.
And the last:
U ar what u think! So, u must believe that u ar the winner!! If u believe it, u’ll be the big winner!!
S’mangat!!
dr: dudung.net
Sekarang kita tinggal memilih, kita akan menjadi siapa? Seorang pecundang atau seorang pemenang? Seorang pecundang yang hanya dengan melihat saja sudah menyerah, pasang kuda – kuda dan dalam hitungan ketiga lari menjauh. Seorang pecundang yang patah semangat, hilang kepercayaan diri, takut, dan percaya bahwa apa yang dilakukan akan percuma saja bahkan gatot (gagal total). Ataukah seorang pemenang, seorang pemenang yang percaya bahwa dia akan berhasil, dengan semangat, usaha, kerja keras, dan do’a dia percaya mampu menaklukkan dunia. Selanjutnya? Terserah anda!
Penulis yakin bahwa semua akan memilih menjadi seorang pemenang, karena memilih menjadi pemenang atau pecundang tidak sulit, sangat mudah hanya dengan memilih. Namun dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan.
Hidup adalah sumber masalah, pertempuran atau bahakan medan perang yang tidak akan pernah berhenti. Sejak kita lahir hingga membaca tulisan ini, semuanya pertempuran. Pertempuran melawan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan juga pertempuran melawan ketidak maha tahuan kita.
Kita tercipta menjadi seorang pemenang sayangnya kita sendiri menjadikan diri kita seorang pecundang. Bagaimana tidak waktu kita kecil kita tidak mampu berbuat apa – apa, yang bisa kita lakukan hanya menangis. Lihatlah diri kita sekarang, kita bisa berjalan bahkan berlari, kita bisa makan bahkan membuat makanan, kita bisa berbicara bahkan bernyanyi. Coba banyangkan apa yang akan terjadi apabila sejak kita terlahir kita menjadi seorang pecundang yang takut belajar berjalan karena takut jatuh, yang takut makan sendiri karena takut belepotan dan ketakutan – ketakutan yang lain. Mungkin manusia akan punah karena tak mampu berbuat apa – apa.
Apabila kita tercipta menjadi seorang pemenang, mengapa kita rubah diri kita menjadi seorang pecundang. Pecundang yang mencari kambing hitam atas kesalahannya, pecundang yang bila diberi penghalang akan berbalik arah, pecundang yang selalu mencari jalan pintas atas semua kesulitan, pecundang yang ingin sukses tanpa kerja keras dan pecundang yang selalu menunggu keajaiban turun dari langit.
Salah satu rintangan akan kita hadapi [UAS, UAN, Ujian semester], satu rintangan yang sangat mudah dibandingkan rintangan – rintangan yang akan kita hadapi dihari yang akan datang. Inilah saatnya kita menentukan menjadi siapakah kita? Seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang? Pemenang yang dengan sepenuh hati percaya bahwa dia akan menang, pemenang yang sadar bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya melainkan dengan usaha dan kerja keras, pemenang yang tidak akan berbalik arah hanya karena ada penghalang didepannya, pemenang yang tidak akan bingung tuk mencari jalan pintas karena dia tahu dia berada di jalan yang benar, pemenang yang selalu menambah bekalnya untuk menemani perjalanannya, dan pemenang yang tidak akan membohongi diri sendiri dan orang lain tuk berbuat curang.
Jika kita memilih menjadi pemenang, masih ada waktu tuk menyiapkan semua bekal, masih ada waktu tuk menyingkirkan semua rintangan, masih ada waktu tuk mengubah pikiran kita terutama tentang apa yang kita pikirkan tentang diri kita.
And the last:
U ar what u think! So, u must believe that u ar the winner!! If u believe it, u’ll be the big winner!!
S’mangat!!
dr: dudung.net
Waktunye cuci otak brada !!!
Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut.
Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.
Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:
1. Hidup di saat ini.
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
4. Jangan berdiam diri.
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.
5. Fokus pada hal-hal positif.
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
6. Bergeraklah
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.
7. Hadapi rasa takutmu
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
8. Coba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.
9. Ubah cara pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.
dr: dudung.net
Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.
Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:
1. Hidup di saat ini.
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
4. Jangan berdiam diri.
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.
5. Fokus pada hal-hal positif.
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
6. Bergeraklah
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.
7. Hadapi rasa takutmu
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
8. Coba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.
9. Ubah cara pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.
dr: dudung.net
Langganan:
Postingan (Atom)