Pages

Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Desember 2010

Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental

Barusan nemu artikel yang cukup membuat saya jleb jleb jleb
hha
Biasa lah, sekarang ini kan lg musimnya orang2 ketagihan dengan situs-situs jejaring sosial. Ada facebook yang super terkenal, twitter, koprol, google buzz, flixter, plurk, friendster, ups n masi banyak lg.
Yup dan saya punya akun di situs2 yang saya sebutkan di atas
wkwkwk ketagihan OL.com

Artikel ini saya copas langsung dari sumber aslinya: klik disini

Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena berpisah dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.


Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain. Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh.

Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan.
Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah, tegasnya. Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.

Minggu, 09 Mei 2010

Kurang Tidur Malam? Hati-hati Lho Terserang Diabetes

Satu malam saja tanpa tidur dapat menghambat kemampuan tubuh memanfaatkan insulin dalam memproses gula di dalam aliran darah, demikian hasil studi yang dikatakan beberapa ilmuwan dapat membantu menjelaskan mengenai peningkatan diabetes. Beberapa peneliti mengatakan, temuan mereka menunjukkan mungkin bukan kebetulan bahwa saat rentang waktu tidur berkurang di kalangan masyarakat Barat dalam satu dasawarsa belakangan juga telah terjadi peningkatan kasus diabetes yang "tahan insulin" dan menyerang orang dewasa.

"Temuan kami memperlihatkan bahwa tidur pendek pada malam hari memiliki dampak yang lebih nyata pada regulasi metabolisme daripada perkiraan sebelumnya," kata Esther Donga, Direktur Leiden University Medical Center di Belanda, yang memimpin studi itu --yang diterbitkan Rabu (5/5).


Diabetes Tipe 2 disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin, hormon yang dihasilkan pankreas, secara layak, guna mengendalikan gula glukosa --yang dihasilkan dari makanan. Kadar gula naik dan dapat merusak mata, ginjal, syaraf, jantung serta pembuluh darah utama.

Penyakit tersebut, yang berkaitan dengan pola makan yang buruk dan kekurangan olah raga, mencapai tingkat wabah. Sebanyak 180 juta orang kini menderita diabetes di seluruh dunia. Berbagai kajian terdahulu telah mendapati bahwa tidur tak lelap selama beberapa malam dapat mengakibatkan kepincangan pemanfaatan insulin, tapi Donga mengatakan itu adalah studi pertama yang mengkaji dampak tidur tak lelap hanya satu malam saja.

Para ilmuwan Belanda itu mengkaji sembilan orang yang sehat --satu kali setelah mereka tidur selama delapan jam pada satu malam dan satu kali lagi setelah mereka tidur hanya empat jam. Temuan tersebut, yang disiarkan di dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (JCEM), memperlihatkan bahwa terbatasnya sebagian tidur dalam satu malam mengurangi beberapa jenis kepekaan insulin sebesar 19 sampai 25 persen.

"Data kami menunjukkan bahwa kepekaan insulin tak diperbaiki pada orang yang sehat, tapi bergantung pada lamanya waktu tidur pada malam sebelumnya," tulis Donga di dalam studi tersebut, sebagaimana dilaporkan Kate Kelland, wartawan kantor berita Inggris, Reuters. "Pada kenyataannya menarik untuk berspekulasi bahwa dampak negatif dari beberapa malam kekurangan tidur pada toleransi glukosa dapat dihasilkan, setidaknya sebagian, dengan hanya satu malam orang kurang tidur," katanya.

Satu studi oleh beberapa ilmuwan AS yang disiarkan tahun lalu mendapati bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam dalam satu malam memiliki kemungkinan 4,5 kali lipat lebih besar untuk memiliki catatan tak normal gula darah dalam enam tahun dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih lama.

Banyak ahli mengatakan orang dewasa secara khusus memerlukan tujuh dan sembilan jam tidur dalam satu malam. Donga mengatakan studi lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah cara meningkatkan lamanya waktu tidur dapat membantu kestabilan kadar gula darah pada pasien diabetes.

sumber: republika 6 mei 2010

ps: saya adalah contoh orang dengan pola tidur malam yang buruk sekali. semoga kebiasaan begadang sampe subuh bisa dikurangi. :)