Pages

Selasa, 19 Mei 2009

Multimedia adalah...

Panduan untuk mengetahui multimedia harus dimulai dengan definisi atau pengertian multimedia. Dalam industri elektronika, multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu, suara, gambar dan teks (Mc Cormick, 1996) atau multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat berupa audio (suara,musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau multimedia merupakan alat yang menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001).

Definisi lain dari multimedia yaitu dengan menempatkannya dalam konteks, seperti yang dilakukan oleh Hoftsteter (2001), multimedia adalah

pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video dan animasi dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terkandung empat komponen penting multimedia. Pertama, harus ada komputer yang mengkoordinasi apa yang dilihat dan didengar yang berinteraksi dengan kita. Kedua, harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri. Jika salah satu komponen tidak ada, maka bukan multimedia dalam arti luas namanya. Misalnya jika tidak ada komputer untuk berinteraksi maka itu namanya media campuran, bukan multimedia. Jika tidak ada link yang menghadirkan sebuah struktur dan dimensi, maka namanya rak buku, bukan multimedia. Kalau tidak ada navigasi yang memungkinkan kita memilih jalannya suatu tindakan maka itu namanya film, bukan multimedia. Demikian juga jika kita tidak mempunyai ruang untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka namanya televisi, bukan multimedia. Dari definisi diatas, maka multimedia ada yang online (internet) dan multimedia yang offline (tradisional). Unsur-unsur MultimediaUnsur – unsur pendukung dalam multimedia antara lain :1. TeksBentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks. Teks merupakan yang paling dekat dengan kita dan yang paling banyak kita lihat. Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia yang menyajikan bahasa kita. Kebutuhan teks tergantung pada kegunaan aplikasi multimedia. Secara umum ada empat macam teks yaitu teks cetak, teks hasil scan, teks elektronis dan hyperteks.2. GrafikAlasan untuk menggunakan gambar dalam presentasi atau publikasi multimedia adalah karena lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan dengan teks. Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara yang baru dan lebih berguna. Sering dikatakan bahwa sebuah gambar mampu menyajikan seribu kata. Tapi ini berlaku hanya ketika kita biasa menampilkan gambar yang diinginkan saat kita memerlukannya. Multimedia membatu kita melakukan hal ini, yakni ketika gambar grafis menjadi objek suatu link. Grafis sering kali muncul sebagai backdrop (latar belakang) suatu teks untuk menghadirkan kerangka yang mempermanis teks. Secara umum ada lima macam gambar atau grafik yaitu gambar vektor (vector image), gambar bitmap (bitmap image), clip art, digitized picture dan hyperpicture.3. Bunyi atau SoundBunyi atau sound dalam komputer multimedia, khusunya pada aplikasi bidang bisnis dan game sangat bermanfaat. Komputer multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan multimedia. Bunyi atau sound dapat kita tambahkan dalam produksi multimedia melalui suara, musik dan efek-efek suara. Seperti halnya pada grafik, kita dapat membeli koleksi sound disamping juga menciptakan sendiri. Beberapa jenis objek bunyi yang biasa digunakan dalam produksi multimedia yakni format waveform audio, compact disk audio, MIDI sound track dan mp3.4. VideoVideo adalah rekaman gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan. Terdapat dua macam video yaitu video analog dan video digital. Video analog dibentuk dari deretan sinyal elektrik (gelombang analog) yang direkam oleh kamera dan dipancarluaskan melalui gelombang udara. Sedangkan video digital dibentuk dari sederetan sinyal digital yang berbentuk yang menggambarkan titik sebagai rangkaian nilai minimum atau maksimum, nilai minimum berarti 0 dan nilai maksimum berarti. Terdapat tiga komponen utama yang membentuk video digital yaitu frame rate, frame size dan data type. Frame rate menggambarkan berapa kali bingkai gambar muncul setiap detiknya, sementara frame size merupakan ukuran fisik sebenarnya dari setiap bingkai gambar dan data type menentukan seberapa banyak perbedaan warna yang dapat muncul pada saat bersamaan.5. AnimasiDalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Ada sembilan macam animasi yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vector, animasi karakter, animasi computational dan morphing.

dr: blank91.wordpress.com

Troubleshooting mouse (4)

4 Mouse Macet jika Dimasukkan CD
Kerusakan aneh yang pernah dijumpai pada mouse adalah pada saat CD dimasukkan ke dalam CD-ROM, kursor mouse bergerak macet/ngadat, tetapi jika CD dikeluarkan kursor mouse kembali normal. Adapun beberapa faktor kesalahan yang mungkin menjadi penyebab kerusakan mouse macet jika dimasukkan CD, dapat dilihat berikut ini:


Penyebab 1 Kerusakan driver mouse juga dapat menyebabkan mouse tidak jalan, terlebih jika driver mouse tidak cocok. Walaupun terkadang bahwa driver yang lain dapat digunakan, tetapi jalannya kursor mouse tidak akan normal.
Solusi Kemungkinan penanggulangan permasalahan yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu mengatasi penyebab kerusakan di atas yaitu dengan menggunakan driver compatible untuk semua jenis mouse. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menginstall ulang driver mouse adalah:
• Siapkan master Windows yang digunakan (Win9x, Win me, Win 2000, Win xp, dan lain-lain), dan masukkan ke dalam CD-ROM.
• Tekan tombol alt + s untuk memunculkan menu Start.
• Kemudian ambil pilihan setting, lalu tekan anak panah keyboard ke arah kanan untuk memunculkan sub menu yang lain.
• Ambil pilihan Control Panel, lalu tekan Enter.
• Adapun pilihan pada Control Panel kita dapat memilih langsung pilihan mouse, lalu Enter.
• Dari jendela mouse Properties, tekan tombol Tabulasi (Tab) beberapa kali untuk memindahkan pilihan pada menu general dengan bantuan tambahan menekan anak panah ke kanan.
• Dari menu general akan terlihat jenis driver yang digunakan, jika driver yang terlihat adalah ”/ue”, berarti hard disk telah terinfeksi virus hingga mengakibatkan driver mouse tersebut rusak. Sebaiknya hard disk diinstall ulang. Jika driver yang terlihat adalah “standard serial mouse” atau ”standard PS/2 port mouse” berarti kerusakan terletak pada mouse dan bukan pada driver. Jika driver yang digunakan bukan dari yang kedua driver di atas, kita dapat melakukan perubahan dengan mengambil pilihan change, lalu enter.
• Pada jendela select device mouse, tekan kembali tombol Tabulasi untuk memindahkan pilihan kita ke show all device. Lalu tekan kembali tombol Tabulasi, untuk memilih driver ”standard types” yang berada di kiri layar dan pilih ”standard serial mouse” (untuk mouse serial) atau ”standard PS/2 port mouse ” (untuk mouse PS/2) yang berada di kanan layar, lalu enter.
• Dari hasil konfirmasi yang menjadi pilihan kita, tekan kembali tombol Tabulasi untuk memilih pilihan OK agar perubahan yang dilakukan dapat disetujui.
• Terakhir pada jendela system setting change, Enter (yes) untuk merestart kembali komputer sesudah perubahan yang baru dilakukan, tekan tombol Enter dan tunggu beberapa saat hingga Windows diaktifkan kembali.


Troubleshooting Mouse (3)

3 Kursor Bergerak Tidak Normal
Lancarnya kursor mempermudah pekerjaan siapa saja dalam menggunakan komputer dewasa ini. Sangat menjengkelkan bila kursor bergerak tidak normal, terlebih-lebih bila bergeraknya macet. Adapun beberapa faktor kesalahan yang mungkin menjadi penyebab kerusakan sehingga kursor bergerak tidak normal adalah:


Penyebab 1 Kerusakan driver mouse juga dapat menyebabkan mouse tidak jalan, terlebih jika driver mouse tidak cocok. Walaupun terkadang bahwa driver yang lain dapat digunakan, tetapi jalannya kursor mouse tidak akan normal.
Solusi Kemungkinan penanggulangan permasalahan yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu mengatasi penyebab kerusakan di atas yaitu dengan menggunakan driver compatible untuk semua jenis mouse. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menginstall ulang driver mouse adalah:
• Siapkan master Windows yang digunakan (Win9x, Win me, Win 2000, Win xp, dan lain-lain), dan masukkan ke dalam CD-ROM.
• Tekan tombol alt + s untuk memunculkan menu Start.
• Kemudian ambil pilihan setting, lalu tekan anak panah keyboard ke arah kanan untuk memunculkan sub menu yang lain.
• Ambil pilihan Control Panel, lalu tekan Enter.
• Adapun pilihan pada Control Panel kita dapat memilih langsung pilihan mouse, lalu Enter.
• Dari jendela mouse Properties, tekan tombol Tabulasi (Tab) beberapa kali untuk memindahkan pilihan pada menu general dengan bantuan tambahan menekan anak panah ke kanan.
• Dari menu general akan terlihat jenis driver yang digunakan, jika driver yang terlihat adalah ”/ue”, berarti hard disk telah terinfeksi virus hingga mengakibatkan driver mouse tersebut rusak. Sebaiknya hard disk diinstall ulang. Jika driver yang terlihat adalah “standard serial mouse” atau ”standard PS/2 port mouse” berarti kerusakan terletak pada mouse dan bukan pada driver. Jika driver yang digunakan bukan dari yang kedua driver di atas, kita dapat melakukan perubahan dengan mengambil pilihan change, lalu enter.
• Pada jendela select device mouse, tekan kembali tombol Tabulasi untuk memindahkan pilihan kita ke show all device. Lalu tekan kembali tombol Tabulasi, untuk memilih driver ”standard types” yang berada di kiri layar dan pilih ”standard serial mouse” (untuk mouse serial) atau ”standard PS/2 port mouse ” (untuk mouse PS/2) yang berada di kanan layar, lalu enter.
• Dari hasil konfirmasi yang menjadi pilihan kita, tekan kembali tombol Tabulasi untuk memilih pilihan OK agar perubahan yang dilakukan dapat disetujui.
• Terakhir pada jendela system setting change, Enter (yes) untuk merestart kembali komputer sesudah perubahan yang baru dilakukan, tekan tombol Enter dan tunggu beberapa saat hingga Windows diaktifkan kembali.
Penyebab 2 Pada saat mouse digunakan dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan roller sensor menjadi kotor, dan gelindingan bola juga akan ikut kotor oleh kumpulan debu yang menebal pada roller dan gelindingan bola tersebut. Ini dapat menyebabkan mouse bergerak hanya satu arah karena macetnya pergerakan roller tersebut.
Solusi Di bagian mouse, tepatnya di bagian bawah terdapat satu atau dua buah baut pengikat cassing mouse yang tertutup stiker. Buka cassing mouse maka akan ditemukan mouse dalam kondisi telanjang. Dari hal ini, bersihkan roller mouse dengan air panas atau alkohol dan juga gelindingan bola. Setelah bersih, pasang kembali seperti semula.


Troubleshooting Mouse (2)

2 Kursor hanya Bergerak Horizontal / Vertical Saja
Bila bekerja dengan menggunakan perangkat mouse, sangat menyebalkan mempunyai mouse yang hanya bergerak horizontal atau vertical saja. Adapun faktor yang mungkin menjadi penyebab kerusakan sehingga kursor hanya bergerak horizontal atau vertical saja, dapat dilihat berikut ini:



Penyebab 1 Pada saat mouse digunakan dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan roller sensor menjadi kotor, dan gelindingan bola juga akan ikut kotor oleh kumpulan debu yang menebal pada roller dan gelindingan bola tersebut. Ini dapat menyebabkan mouse bergerak hanya satu arah karena macetnya pergerakan roller tersebut.
Solusi Di bagian mouse, tepatnya di bagian bawah terdapat satu atau dua buah baut pengikat cassing mouse yang tertutup stiker. Buka cassing mouse maka akan ditemukan mouse dalam kondisi telanjang. Dari hal ini, bersihkan roller mouse dengan air panas atau alkohol dan juga gelindingan bola. Setelah bersih, pasang kembali seperti semula.
Penyebab 2 Pergerakan kursor mouse diatur oleh Photo transistor yang diberikan cahaya Optocoupler yang dihalangi perputaran roller. Setiap perputaran roller akan menggerakkan mouse ke atas dan ke bawah, ke kiri maupun ke kanan. Jika sensor ini tidak bekerja, maka mouse akan terganggu pergerakannya.
Solusi Kemungkinan penanggulangan permasalahan yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu mengatasi penyebab kerusakan di atas, yaitu dengan mengukur kondisi sensor dengan menggunakan AVO meter. Sensor yang memiliki 2 kaki adalah sebuah Optocoupler dan sensor yang memiliki 3 kaki pengukurannya sama seperti transistor. Jika ditemukan salah satu dari dua arah rusak, ganti dengan sensor mouse yang lain.

Troubleshooting Mouse (1)

1 Kursor tidak Jalan
Mouse merupakan alat bantu dalam pekerjaan untuk mempermudah dalam menjalankan aplikasi maupun melakukan penyetingan, dibandingkan dengan menggunakan keyboard. Jika kita menggunakan mouse, akan sangat menyebalkan jika mouse tidak berfungsi. Adapun beberapa faktor kesalahan yang mungkin menjadi penyebab kerusakan sehingga kursor tidak jalan dapat dilihat berikut ini:



Penyebab 1 Kemungkinan kabel data mouse yang berada di motherboard tidak cocok. Dari pemasangan kabel data mouse ini ada 2 jenis pemasangan kabel data pada Connector mouse serial (dapat dilihat pada tabel pemasangan kabel data mouse)
Solusi Jika kabel mouse tersebut bukan yang aslinya, coba ubah setting pemasangan kabel data Connector mouse tersebut. Kemungkinan ini dapat dilakukan untuk membantu mengatasi penyebab kerusakan di atas.
Penyebab 2 Connector mouse renggang dapat menyebabkan bahwa tampilan di layar mouse tidak jalan, jika mouse/Connector digoyang, terkadang dapat kembali normal, tetapi ini tidak akan bertahan lama.
Solusi Kemungkinan penanggulangan permasalahan yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu mengatasi penyebab kerusakan di atas, yaitu dengan mengganjal Connector mouse tersebut dengan menggunakan kertas, jika ini dianggap sangat mendesak dan kita tidak mempunyai dana untuk sementara, atau dapat mengganti Connector mouse yang baru.
Penyebab 3 Kemungkinan juga terdapat pada kabel mouse tersebut putus. Biasanya putus pada pangkal dekat mouse. Jika sudah begini mouse tidak akan jalan sama sekali.
Solusi Kemungkinan penanggulangan permasalahan yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu mengatasi penyebab kerusakan di atas yaitu dengan mengukur kabel data mouse tersebut dengan menggunakan AVO meter. Jika ditemukan bahwa kabel tersebut ada yang putus, maka ganti dengan kabel yang lain. Jika tidak, berarti kemungkinan ada pada yang lain (socket kotor misalnya).
Penyebab 4 Kerusakan driver mouse juga dapat menyebabkan mouse tidak jalan, terlebih jika driver mouse tidak cocok. Walaupun terkadang bahwa driver yang lain dapat digunakan, tetapi jalannya kursor mouse tidak akan normal.
Solusi Kemungkinan penanggulangan permasalahan yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu mengatasi penyebab kerusakan di atas, yaitu dengan menggunakan driver compatible untuk semua jenis mouse. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menginstal ulang driver mouse adalah sebagai berikut:
• Siapkan master Windows yang digunakan (Win9x, Win me, Win 2000, Win xp, dan lain-lain), dan masukkan ke dalam CD-ROM.
• Tekan tombol alt + s untuk memunculkan menu Start.
• Kemudian ambil pilihan setting, lalu tekan anak panah keyboard ke arah kanan untuk memunculkan sub menu yang lain.
• Ambil pilihan Control Panel, lalu tekan Enter.
• Adapun pilihan pada Control Panel kita dapat memilih langsung pilihan mouse, lalu Enter.
• Dari jendela mouse Properties, tekan tombol Tabulasi (Tab) beberapa kali untuk memindahkan pilihan pada menu general dengan bantuan tambahan menekan anak panah ke kanan.
• Dari menu general akan terlihat jenis driver yang digunakan, jika driver yang terlihat adalah ”/ue”, berarti hard disk telah terinfeksi virus hingga mengakibatkan driver mouse tersebut rusak. Sebaiknya hard disk diinstall ulang. Jika driver yang terlihat adalah “standard serial mouse” atau ”standard PS/2 port mouse” berarti kerusakan terletak pada mouse dan bukan pada driver. Jika driver yang digunakan bukan dari yang kedua driver di atas, kita dapat melakukan perubahan dengan mengambil pilihan change, lalu enter.
• Pada jendela select device mouse, tekan kembali tombol Tabulasi untuk memindahkan pilihan kita ke show all device. Lalu tekan kembali tombol Tabulasi, untuk memilih driver ”standard types” yang berada di kiri layar dan pilih ”standard serial mouse” (untuk mouse serial) atau ”standard PS/2 port mouse ” (untuk mouse PS/2) yang berada di kanan layar, lalu enter.
• Dari hasil konfirmasi yang menjadi pilihan kita, tekan kembali tombol Tabulasi untuk memilih pilihan OK agar perubahan yang dilakukan dapat disetujui.
• Terakhir pada jendela system setting change, Enter (yes) untuk merestart kembali komputer sesudah perubahan yang baru dilakukan, tekan tombol Enter dan tunggu beberapa saat hingga Windows diaktifkan kembali.

Senin, 18 Mei 2009

Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran

Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Motivasi adalah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Menurut H.L. Petri, “motivation is the concept we use when we describe the force action on or within an organism to initiate and direct behavior”. Motivasi data merupakan tujuan pembelajaran. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan.



Motivasi erat kaitannya dengan minat.siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anggap penting dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut mengubah tingkah laku dan motivasinya.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi dibedakan menjadi dua:
1. Motif intrinsik.
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
2. Motif ekstrinsik.
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta. Contohnya siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
Motif ekstrinsik dapat berubah menjadi motif intrinsik yang disebut “transformasi motif”. Sebagai contoh, seseorang belajar di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) karena menuruti keinginan orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi seorang guru. Mula-mula motifnya adalah ekstrinsik, yaitu untuk menyenangkan hati orang tuanya,tetapi setelah belajar beberapa lama di LPTK ia menyenangi pelajaran-pelajaran yang digelutinya dan senang belajar untuk menjadi guru. Jadi motif pada siswa itu semula ekstrinsik menjadi intrinsik.

2. Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.

3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

4. Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, Thorndike mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-pengamatan itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Pada teori psikologi Conditioning, respons akan timbul bukan karena oleh stimulus saja tetapi oleh stimulus yang di kondisikan, misalnya siswa berbaris masuk ke kelas, mobil berhenti pada saat lampu merah.
Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Walaupun kita tidak dapat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.

5. Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.



6. Balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya Thorndike.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif atau escape conditioning.
Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.

7. Perbedaan individu
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
• Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi
• Penggunaan metode instruksional
• Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang
• Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa

Sabtu, 16 Mei 2009

Surat Untuk Yang Tersakiti

Teruntuk seseorang yang pernah ku sakiti.
Teruntuk seseorang yang kecewa dengan tingkahku selama ini, untuk dia yang terus berdiam diri, untuk seseorang yang pernah mengisi namanya dihatiku ini.

Assalamu’alaikum wahai engkau yang pernah tersakiti,

Lama kita tidak saling mengirim kabar, teramat lama juga kita membangun luka antara sesama kita. Maafkanlah aku yang terus kecewa, maafkan aku yang begitu posesif ingin melindungimu namun aku tak pernah mengerti cara yang dewasa yang kau anggap baik untuk melindungimu. Maafkanlah aku yang tak pernah dewasa dalam mengambil sikap.

Teramat lama aku ingin segera mengakhiri perang dingin ini. Teramat lama aku ingin kita kembali berteman seperti dulu lagi, tanpa harus ada makian antara aku dan kamu. Teramat lama dan telah teramat sesak aku menunggu waktu yang tepat untuk mengucapkan kata maaf ini. Maka maafkanlah aku.
Apakah engkau harus terus memegang kata: tidaklah mudah untuk memaafkan.

Bukankah Tuhan saja Maha Pemaaf, namun mengapa aku atau engkau tidak mampu memaafkan? Sudah menjadi tuhan-tuhan kecilkah kita?

Atau memang engkau telah memaafkan segala kesalahanku? Namun mengapa telah terputus tali silaturahmi diantara kita?

Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu. Janganlah begitu mudah memutuskan sesuatu yang berat, janganlah begitu mudah membenci sesuatu. Hal yang engkau anggap ringan itu sebenarnya adalah sesuatu yang berat di mata Allah. “Dan janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil.”
Masih ingatkah engkau suatu kisah, dimana engkau bercerita: “Aku pernah memiliki seekor domba, dulu domba itu begitu kusayang. Kemana aku pergi domba itu mengikutiku, dan kemana domba itu beranjak akupun mengikutinya. Namun suatu hari aku amat begitu buruk dan membencinya, domba itu mulai sering mengomel. Dia mengoceh betapa aku harus lebih sering mandi, dia terus berkelakar bahwa tidak baik jika aku tidak mandi. Dia mulai sering mengkritikku. Aku marah. Aku ku tinggalkan domba itu sendiri. Tidak peduli dia mau mati atau terisak nangis sendiri. Bahkan domba itu mulai membentak bahwa selama ini aku tidak ikhlas menemaninya, padahal aku ikhlas.”

Dan aku pun tersenyum mendengar kisahmu. Aku pun berkata, “Mengapa tidak kau temani lagi dombamu yang sedang merajuk itu?”
Kau pun ketus menjawab, “TIDAK! Dia bukan dombaku!”

Tahukah engkau wahai seseorang yang pernah ku sakiti, aku pun kini merasakan apa yang dialami oleh domba itu. Terlalu sakitkah dirimu sehingga engkau begitu membenciku dan menjadikan aku laksana domba dalam ceritamu?

Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu. Janganlah engkau seperti Yunus ketika meninggalkan kaumnya karena kemarahannya akibat kezaliman kaumnya dan Allah pun memperingatkan Yunus, “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.”

Dulu kita pernah berteman baik sekali, hingga aku pun mengerti kapan kau akan sakit dalam tiap-tiap bulanmu. Dulu engkau begitu pengasih, hingga tahu betapa aku menginginkan sesuatu dan engkaupun memberikannya. Dulu, kita berdua begitu baik.

Namun mengapa setelah datang kebaikan, timbul keburukan?

Sedari awal, aku telah memaafkanmu. Bahkan aku merasa, kesalahanmu di mataku adalah akibat salahku. Aku yang memulai menanam angin, dan aku melihat badai di antara kita. Badai dingin yang amat begitu menyesakkan. Paling tidak untukku.

Jangan takut jika engkau khawatir perasaan cinta yang dulu melekat akan kembali timbul. Aku bukanlah seorang baiquni seperti yang dulu lagi. Aku telah mengubah sudut pandangku tentang seseorang yang layak aku cintai. Aku sekarang sedang mencari bidadari.

Ingin aku bercerita kepadamu, kandidat-kandidat bidadariku.

Mengapa setelah habis cinta timbul beribu kebencian. Mengapa tidak mencoba membuka hati untuk seteguk rasa maaf. Jujur, bukan dirimu saja yang tersakiti, namun aku juga. Namun aku mencoba membuang semua sakit yang begitu menyobek hati. Andai engkau tahu wahai engkau yang pernah kusakiti.
Pernahkah engkau menangis karenaku seperti aku menangis karenamu? Seperti aku terisak dihadapanmu. Pernahkah?

Mungkin dirimu telah menemukan seseorang yang begitu engkau sayangi. Seseorang yang mampu membangkitkan hidupmu lagi, tetapi aku? Pernahkah engkau berpikir betapa hal yang engkau lakukan terhadapku begitu berdampak laksana katrina. Bahkan setelah itu aku masih memaafkanmu, bahkan aku menunduk memintamu memaafkan aku.

Sudah menjadi tuhan kecilkah dirimu? Bahkan Tuhan saja memaafkan.

Tahukah wahai engkau yang pernah tersakiti, betapa aku meneteskan air mata saat menulis ini. Betapa aku seolah pendosa laksana iblis yang terkutuk. Apakah engkau mengerti apa yang kurasakan? Mengertikah dirimu?

Tak pernah ada manusia yang luput dari suatu kekhilafan. Tidak aku, tidak juga kamu wahai engkau yang pernah tersakiti. Maka, bukalah pintu maafmu itu.
Untuk surat ini, untuk kekhilafanku yang lampau, untuk kenangan yang membuatmu sakit, untuk segala sesuatu tentang kita, aku minta maaf.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

dr: dudung.net

I am The Winner (motifasi menghadapi ujian)

Seorang pecundang akan berkata “Ini mungkin, tapi sulit” sedangkan seorang pemenang akan berkata “Ini sulit, tapi mungkin”

Sekarang kita tinggal memilih, kita akan menjadi siapa? Seorang pecundang atau seorang pemenang? Seorang pecundang yang hanya dengan melihat saja sudah menyerah, pasang kuda – kuda dan dalam hitungan ketiga lari menjauh. Seorang pecundang yang patah semangat, hilang kepercayaan diri, takut, dan percaya bahwa apa yang dilakukan akan percuma saja bahkan gatot (gagal total). Ataukah seorang pemenang, seorang pemenang yang percaya bahwa dia akan berhasil, dengan semangat, usaha, kerja keras, dan do’a dia percaya mampu menaklukkan dunia. Selanjutnya? Terserah anda!

Penulis yakin bahwa semua akan memilih menjadi seorang pemenang, karena memilih menjadi pemenang atau pecundang tidak sulit, sangat mudah hanya dengan memilih. Namun dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan.

Hidup adalah sumber masalah, pertempuran atau bahakan medan perang yang tidak akan pernah berhenti. Sejak kita lahir hingga membaca tulisan ini, semuanya pertempuran. Pertempuran melawan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan juga pertempuran melawan ketidak maha tahuan kita.


Kita tercipta menjadi seorang pemenang sayangnya kita sendiri menjadikan diri kita seorang pecundang. Bagaimana tidak waktu kita kecil kita tidak mampu berbuat apa – apa, yang bisa kita lakukan hanya menangis. Lihatlah diri kita sekarang, kita bisa berjalan bahkan berlari, kita bisa makan bahkan membuat makanan, kita bisa berbicara bahkan bernyanyi. Coba banyangkan apa yang akan terjadi apabila sejak kita terlahir kita menjadi seorang pecundang yang takut belajar berjalan karena takut jatuh, yang takut makan sendiri karena takut belepotan dan ketakutan – ketakutan yang lain. Mungkin manusia akan punah karena tak mampu berbuat apa – apa.

Apabila kita tercipta menjadi seorang pemenang, mengapa kita rubah diri kita menjadi seorang pecundang. Pecundang yang mencari kambing hitam atas kesalahannya, pecundang yang bila diberi penghalang akan berbalik arah, pecundang yang selalu mencari jalan pintas atas semua kesulitan, pecundang yang ingin sukses tanpa kerja keras dan pecundang yang selalu menunggu keajaiban turun dari langit.

Salah satu rintangan akan kita hadapi [UAS, UAN, Ujian semester], satu rintangan yang sangat mudah dibandingkan rintangan – rintangan yang akan kita hadapi dihari yang akan datang. Inilah saatnya kita menentukan menjadi siapakah kita? Seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang? Pemenang yang dengan sepenuh hati percaya bahwa dia akan menang, pemenang yang sadar bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya melainkan dengan usaha dan kerja keras, pemenang yang tidak akan berbalik arah hanya karena ada penghalang didepannya, pemenang yang tidak akan bingung tuk mencari jalan pintas karena dia tahu dia berada di jalan yang benar, pemenang yang selalu menambah bekalnya untuk menemani perjalanannya, dan pemenang yang tidak akan membohongi diri sendiri dan orang lain tuk berbuat curang.

Jika kita memilih menjadi pemenang, masih ada waktu tuk menyiapkan semua bekal, masih ada waktu tuk menyingkirkan semua rintangan, masih ada waktu tuk mengubah pikiran kita terutama tentang apa yang kita pikirkan tentang diri kita.

And the last:
U ar what u think! So, u must believe that u ar the winner!! If u believe it, u’ll be the big winner!!
S’mangat!!

dr: dudung.net

Belajar Mencintai Seseorang Yg Tdk Sempurna Dgn Cara Yg Sempurna

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adaah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan. Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan.


Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, Adasuatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil" Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak... Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan. Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna

dr: dudung.net

Waktunye cuci otak brada !!!

Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut.

Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.

Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:

1. Hidup di saat ini.

Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.

2. Katakan hal positif pada diri sendiri

Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.

3. Percaya pada kekuatan pikiran positif

Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.



4. Jangan berdiam diri.

Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.

5. Fokus pada hal-hal positif.

Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.

6. Bergeraklah

Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.

7. Hadapi rasa takutmu

Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.

8. Coba hal-hal baru

Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.

9. Ubah cara pandang

Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.

dr: dudung.net

Mother is the best super hero in the world

Mumpung Ibu Masih ada, coba saat BELIAU tidur saat matanya terpejam kamu tatap wajahnya itu 5 menit saja, kamu akan tau bagaimana rasanya nanti bila wajah itu sudah tak ada di situ...

Lakukan apapun yang bisa kamu lakukan untuknya...

LAKUKAN SEKARANG teman2ku sayang, bukan besok atau 5 menit lg karena mungkin sekedip matamu dia akan pergi tak kembali...
Klo sudah terlanjur ga ada, yaaahhh jangan lupa doa ma TUHAN. Segala macam doa deh. Miss U Mum...
Luv U all

Ini adalah mengenai nilai kasih Ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.

Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang bertuliskan sesuatu, si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.

Ongkos upah membantu ibu:
1) Membantu pergi ke warung: Rp20.000
2) Menjaga adik: Rp20.000
3) Membuang sampah: Rp5.000
4) Membereskan tempat tidur: Rp10.000
5) Menyiram bunga: Rp15.000
6) Menyapu halaman: Rp15.000
Jumlah: Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama:
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan: GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu: GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu: GRATIS
4) Ongkos khawatir krn memikirkan keadaanmu: GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu: GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku: GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar"

LUv Mom I miss u forever
Mother is the best super hero in the world.

dr: dudung.net

Jumat, 15 Mei 2009

Koleksi Photo Kebesaran Allah SWT

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [QS. Al- Fushshilat]

Tidak semua peristiwa alam dapat dijelaskan dengan akal. Dalam koleksi ini disajikan keajaiban alam. Koleksi ini dikumpulkan sedikit demi sedikit dari internet. Jika anda merasa dapat memberikan tambahan keterangan pada koleksi di bawah ini, silahkan beri komentar anda !. Mohon bersabar apabila agak lambat, karena fotonya ditampilkan semuanya.. :)


Baca Selengkapnya...

Kamis, 14 Mei 2009

PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pengajaran dengan bantuan komputer (Computer-assisted Instruction-CAI, atau Computer-assisted Learning-CAL). Dilihat dari situasi belajar dimana komputer digunakan untuk tujuan menyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan.
a. Tutorial
Program pengajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan di layar komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Pada saat yang tepat, siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu, suatu pertanyaan atau soal diajukan.


Jika jawaban siswa benar, komputer akan melanjutkan penyajian informasi atau konsep berikutnya. Jika jawaban salah, komputer dapat kembali ke informasi konsep sebelumnya atau pindah ke salah satu dari beberapa penyajian informasi konsep remedial. Perpindahan ke salah satu konsep remedial ditentukan oleh jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa.

b. Drills and Practice (Latihan)
Latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep dapat dilakukan dengan modus drills and practice. Komputer menyiapkan serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam buku/lembaran kerja workbook. Satu soal diajukan, dan jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai/dianalisis dan balikan disajikan sebelum soal berikutnya ditampilkan. Sebagian besar program drills and practice merekam hasil jawaban siswa yang kemudian dapat dilaporkan atau ditunjukkan kepada siswa atau guru pada akhir kegiatan dan menjadi landasan untuk pengajaran selanjutnya.
c. Simulasi
Program simulasi dengan bantuan komputer mencoba untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya siswa menggunakan komputer untuk mensimulasikan menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau memanipulasi pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir. Program ini berusaha memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang berhubungan dengan resiko seperti bangkrut, malapetaka nuklir, dan lain-lain.

d. Permainan Instruksional
Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Permainan instruksional yang berhasil menggabungkan aksi-aksi permainan video dan keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer. Siswa dapat menjadi terampil mengetik karena dalam permainan siswa dituntut untuk menginput data dengan mengetik jawaban atau perintah dengan benar.

e. Faktor Pendukung Keberhasilan CAI
Prinsip-prinsip perancangan CAI yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif adalah:
• Belajar harus menyenangkan
Unsur-unsur yang harus diperhatikan agar belajar menjadi menyenangkan adalah:
1) Menantang, yaitu program permainan itu harus menyajikan tujuan yang hasilnya tidak menentu dengan cara menyiapkan beberapa tingkat kesulitan.
2) Fantasi, dimana kegiatan instruksional dalam permainan itu dapat menarik dan menyentuh secara emosional.
3) Ingin tahu, yaitu kegiatan instruksional harus dapat membangkitkan indera ingin tahu siswa dengan menggabungkan efek-efek audio visual serta musik dan grafik.


• Interaktivitas
Unsur-unsur yang harus diperhatikan untuk memenuhi keperluan interaktivitas adalah:
1) Dukungan komputer yang dinamis.
2) Dukungan sosial yang dinamis.
3) Aktif dan interaktif.
4) Keluasan.
5) Power.
• Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback.
Latihan-latihan tersebut harus memperhatikan beberapa faktor seperti:
1) Tugas-tugas latihan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
2) Kesempatan latihan dengan bantuan komputer harus mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami.
3) Memberi latihan tingkatan yang lebih tinggi.
4) Lingkungan latihan dan praktek harus memotivasi.
• Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal
Dalam permainan instruksional, siswa akan bermain melawan teman sejawat atau komputer dengan cara bergantian memainkan program komputer. Program permainan instruksional menganalisis tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam langkah-langkah yang benar dan salah selama bermain.

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER

Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-assisted instruction (CAI). CAI mendukung pengajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah panyampai utama materi pelajaran.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut:
• Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
• Mengevaluasi siswa (tes).



• Mengumpulkan data mengenai siswa.
• Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.
• Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).

Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intelijen, drill and practice, dan simulasi.
• Tutorial Terprogram
Tutorial terprogram adalah seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dulu diprogramkan. Secara berurut, seperangkat kecil informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban siswa dianalisis oleh komputer (dibandingkan dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah diprogram oleh guru/perancang), dan berdasarkan hasil analisis itu umpan balik yang sesuai.
• Tutorial Intelijen
Tutorial intelijen berbeda dari tutorial terprogram karena jawaban komputer terhadap pertanyaan siswa dihasilkan oleh intelejensia artifisial, bukan jawaban-jawaban yang terprogram yang terlebih dahulu disiapkan oleh perancang pelajaran. Dengan demikian, ada dialog dari waktu ke waktu antara siswa dan komputer. Baik siswa maupun komputer dapat bertanya atau memberi jawaban.
• Drill and Practice
Drill and practice digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep, aturan atau kaidah, atau prosedur telah diajarkan kepada siswa. Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemahiran menggunakan keterampilan. Hal terpenting adalah memberikan penguatan secara konstan terhadap jawaban yang benar. Komputer dengan sabar memberi latihan sampai suatu konsep benar-benar dikuasai sebelum pindah kepada konsep yang lainnya. Ini merupakan salah satu kegiatan yang amat efektif apabila pembelajaran itu memerlukan pengulangan untuk mengembangkan keterampilan atau mengingat dan menghafal fakta atau informasi.
• Simulasi
Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata. Untuk mensimulasikan suatu situasi, komputer harus menanggapi tindakan siswa seperti halnya yang terjadi dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Model dasar merupakan faktor kedua yang turut mempengaruhi keberhasilan simulasi. Model adalah formula matematis atau aturan “jika-maka” yang mencerminkan hubungan sebab dan akibat dalam pengalaman hidup nyata. Lapisan pengajaran adalah taktik dan strategi pengajaran yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan motivasi.

Disamping prinsip-prinsip media berbasis cetak, prinsip rancangan layar perlu mendapat perhatian untuk pengembangan media berbasis komputer. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk perwajahan teks media berbasis komputer.
a. Layar/monitor komputer bukanlah halaman, tetapi penayangan yang dinamis yang bergerak berubah dengan perlahan-lahan.
b. Layar tidak boleh terlalu padat, bagi ke dalam beberapa tayangan, atau mulailah dengan sederhana dan pelan-pelan, dan tambahkan hingga mencapai tahapan kompleksitas yang diinginkan.
c. Pilihlah jenis huruf normal, tak berhias, gunakan huruf kapital dan huruf kecil, tidak menggunakan huruf kapital semua.
d. Gunakan antara tujuh sampai sepuluh kata per baris karena lebih mudah membaca kalimat pendek daripada kalimat panjang.
e. Tidak memenggal kata pada akhir baris, tidak memulai paragraf pada baris terakhir, tidak memulai paragraf pada baris terakhir dalam satu layar tayangan, tidak mengakhiri paragraf pada baris pertama layar tayangan, meluruskan baris kalimat pada sebelah kiri, namun di sebelah kanan lebih baik tidak lurus karena lebih mudah membacanya.
f. Jarak dua spasi disarankan untk tingkat keterbacaan yang lebih baik.
g. Pilih karakter huruf tertentu untuk judul dan kata-kata kunci.
h. Teks diberi kotak apabila teks itu berada bersama-sama dengan grafik atau representasi visual lainnya pada layar tayangan yang sama.
i. Konsisten dengan gaya dan format yang dipilih.

Konsep interaktif dalam pengajaran paling erat kaitannya dengan media berbasis komputer. Interaksi dalam lingkungan pengajaran berbasis komputer pada umumnya mengikuti tiga unsure, yaitu:
• Urut-urutan instruksional yang dapat disesuaikan
• Jawaban/respons atau pekerjaan siswa
• Umpan balik yang dapat disesuaikan
Untuk melibatkan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi, tugas-tugas yang disajikan melalui media ini harus mampu memperkenankan dan memperhitungkan jawaban benar yang lebih dari satu, kreativitas dan perbedaan pemecahan yang disebabkan oleh pengetahuan awal siswa yang yang tidak homogen.
Untuk meningkatkan kemampuan interaksi media berbasis komputer, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
• Menggunakan rancangan yang berpusat pada masalah, studi kasus, atau simulasi.
• Membuat penyajian instruksional singkat.
• Memberi kesempatan untuk berinteraksi.
• Mempertimbangkan desain eksplorasi aktif informasi dalam lingkungan elektronis.
• Membolehkan siswa berhubungan dengan pemakai komputer lain melalui model atau papan informasi elektronik.
• Tidak memaksakan interaksi.

Jagalah Gerbang Hatimu !

Jagalah Gerbang Hatimu !

Judul : Jangan Shalat bersama Setan
Penulis : Syaikh Mu’min Fathi Al Haddad
Penerbit : Aqwam, Solo
Cetakan : I, Juni 2007
Tebal : 192 hlm
Peresensi: Silvia Carolina (Sastra Inggris, Fak.Sastra)

Shalat adalah ibadah teristimewa setiap muslim kepada Allah Swt, sebab di saat-saat inilah seorang hamba bisa berduaan dengan Allah azza wa jalla. Dalam sebuah hadits bahkan disebutkan bahwa Allah senantiasa menghadapkan wajah-Nya ke wajah hamba-Nya yang sedang shalat. Rasulullah berpesan bahwa ketika shalat, shalatlah seolah-olah kita melihat Allah; jika kita tidak dapat seolah-olah melihat-Nya, sesungguhnya Dia selalu melihat kita.
Allah pun memperingatkan kita, dalam surat Al-mu’minun tentang betapa pentingnya kekhusyu’an shalat itu: “Sesungguhnya beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. (Q.S. Al-mu’minun : 1-2). Namun, tidak dapat kita pungkiri bahwa yang demikian itu begitu sulit untuk dicapai. Ada banyak hal yang membuat pikiran dan hati kita sukar untuk menyatu dengan jiwa shalat, dan tidak bisa menghadirkan Allah di benak kita.
Buku “Jangan Shalat bersama Setan” akan sangat berguna bagi kita yang ingin mengetahui seluk-beluk datangnya gangguan itu dan langkah-langkah untuk menghindarinya, serta aspek-aspek yang berkaitan dengan shalat yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya.


Hal pertama yang dikupas dengan tuntas dalam buku ini adalah janji iblis kepada Allah untuk menyeret manusia ke jurang kesesatan. Penulis mengemukakan bahwa diskotek dan niteclub bukanlah tempat yang paling digemari oleh setan, sebab kemaksiatan akan selalu terjadi di sana. Yang paling ditekuni oleh setan adalah mengacaukan pikiran orang yang sedang berusaha untuk “lurus”, sebab keberhasilan membengkokkan yang lurus itu, bagi setan adalah suatu kemenangan besar. Oleh karena itu, perjuangan favorit setan adalah mengganggu shalat kita.
Dalam bab awal, penulis memaparkan ada 5 tingkatan dalam shalat. (1) Orang yang lalai dan zalim terhadap dirinya, tidak melakukan wudlu dengan baik, tidak menjalankan sesuai dengan batas-batas dan rukun-rukun shalat, akan mendapatkan hukuman dari Allah; (2) Orang yang menjaga waktu shalat, batas-batas, dan rukun-rukun shalat yang zhair, dan menjaga wudlunya, namum lalai dalam bermunajah melawan bisikan dan pikiran yang menggapai jiwanya, akan dihisab oleh Allah; (3) Orang yang shalat sekaligus berjihad: sanggung menjaga batas dan rukun shalat, juga berupaya mengusir bisikan dan pikiran yang menggoda dirinya sehingga ia sibuk dengan perjuangan melawan setan agar tidak mencuri shalatnya, akan dihapuskan dosanya (4) Orang yang memenuhi hak dan kewajban shalat, rukun-rukun, dan batasnya. Dia larut dalam shalatnya, sehingga amalannya tidak terbuang percuma. Dalam tingkatan ini, mereka mendapatkan pahala; Tingkatan tertinggi shalat seseorang adalah (5) orang yang mendirikan shalat dengan menghadirkan hatinya di hadapan Allah. Mereka dijanjikan oleh Allah akan selalu didekatkan dengan-Nya.
Di bab selanjutnya, penulis mengingatkan pembaca bahwa perlindungan sejati kita adalah Allah Swt. Disebutkan pula bahwa membaca surat Al-Ikhlas, An-Nas, dan Al-Falaq di pagi, siang, dan sore adalah amalan yang perlu kita biasakan untuk berlindung pada Allah dari segala macam gangguan.
Gangguan setan memang begitu dahsyat, karena, sebagaimana yang Allah kabarkan bahwa iblis memang bertekad demikian. Bentuk-bentuk tipu daya setan antara lain: menjerumuskan manusia dalam dosa, menanamkan rasa takut dalam hati orang beriman, memanipulasi akal manusia, menjadikan manusia cinta dunia. Penulis juga memberikan gambaran seperti apa skenario iblis untuk menguasai hati manusia. Setan akan menyeret manusia melalui gerbang hati. Gerbang hati itu adalah: mata, telinga, lidah, mulut, tangan, dan kaki. Di keenam titik itulah iblis terkonsentrasi.
Namun, penulis pun memaparkan beberapa cara cerdas mengendalikan pikiran: Dalam Al-Qur’an diajarkan: (1) Setan itu tersembunyi. Mereka akan lari karena adanya dzikir kepada Allah; (2)Tipu daya setan itu lemah, maka manusia harus beristi’adzah; (3)Jangan takut pada setan, takutlah pada Allah, karena itu adalah tanda orang beriman; (4)Berpegang teguhlah pada tali Allah, yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah.
Mulai dari judul saja, buku ini telah menarik banyak pembaca. Tidak hanya buku ini menarik, tapi “Jangan Shalat bersama Setan” juga adalah buku yang sangat penting untuk dibaca. Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui langkah-langkah yang harus kita persiapkan dan lakukan untuk memproteksi diri kita dari jeratan setan, terutama dalam shalat. Sebab, kedekatan pada Allah yang paling agung adalah shalat yang benar dan terbebas dari bisikan.
Bagi pembaca yang lebih suka menerima tips-tips praktis, mungkin buku ini tidak dapat memenuhinya. Keistimewaan buku ini adalah kelengkapan dalil, baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah, yang selalu ada dan lengkap pada tiap pembahasan, baik sub-bab maupun penjelasan tiap poinnya. Selain itu, penulis juga melengkapi pemaparannya dengan pendapat dan pengalaman para ulama besar seperti Imam Syafii, Hanafi, dll mengenai mengendalikan hati dan pikiran dalam shalat.
Shalat adalah tiang agama. Ketika shalat runtuh, maka agama pun hancur. Saat ini, keadaan kaum muslimin pun masih terpecah-belah baik karena ego pribadi dan ketidakpahaman, juga karena konspirasi musuh Islam. Perjuangan menuju kemuliaan kembali dengan penerapan Islam dalam peradaban manusia, diperlukan kegigihan dan pertolongan Allah Swt. Oleh karena itu, kedekatan dengan Allah adalah juga yang harus dikejar oleh umat muslim yang saat ini masih terjebak dalam ide-ide yang ingin menghancurkan Islam. Shalat adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Namun, shalat pun hanya akan menjadi sebatas gerak, apabila hati dan pikiran kita tidak menyatu dengannya demi menghadap Allah Swt. Selamat membaca, dan terbebas dari bisikan setan!

Ps: telah dipublikasikan di Komunikasi UM
Thx mbk silv....

BINGKISAN INDAH DARI TANAH AFGAN

BINGKISAN INDAH DARI TANAH AFGAN

Judul : Dari Taliban menuju Iman
Penulis : Anton Kurnia
Penerbit : Mizan
Cetakan : II, Juni 2007
Tebal : 192 hlm
Peresensi: Silvia Carolina (Sastra Inggris, Fak.Sastra)

“Aku telah bergabung dengan apa yang kuanggap sebagai keluarga terbesar dan terbaik di dunia. Ketika kami bersatu, kami pasti tak terkalahkan.”
Adakah anda mengira bahwa yang menyerukan kobaran semangat itu adalah seorang yang memang muslim selama berpuluhan tahun? Ataukah seorang pejuang Islam yang telah lama berkutat dengan perang berdarah-darah di Palestina atau Afganistan? Jika demikian, tebakan anda salah. Tak ada yang akan pernah mengira bahwa kalimat yang begitu indah itu adalah percikan api kebangkitan seorang wartawati Inggris yang baru saja berhijrah menuju Islam.
Yvonne Ridley, nama wanita itu. Baru empat tahun yang lalu (2003) hatinya membiarkan Islam merasuki jiwa dan hidupnya, yang sebelumnya dipenuhi oleh kepentingan dan impian duniawi semata serta kebejatan minuman keras.
Cerita seorang non-muslim yang memutuskan untuk masuk Islam mungkin telah dianggap biasa. Tapi tidak kali ini. Keislaman Yvonne, wanita dengan seorang putri ini, sungguh menjadi sorotan dunia. Bagaimana tidak! Ketertarikannya kepada Islam malah dimulai semenjak dirinya tengah disandera oleh Taliban di Afganistan.


Ya. Yvonne, yang kala itu sedang bertugas untuk meliput keadaan rakyat Afganistan yang sedang menunggu invasi AS, disandera oleh prajurit Taliban karena dicurigai sebagai mata-mata musuh. Sepuluh hari Yvonne terkungkung dalam ketidakpastian pengharapan apakah dia dapat kembali memeluk putrinya, Daisy. Sepuluh hari tersekap dan hanya berharap cemas agar dentuman peluru dan misil itu tidak mengenai tempat di mana dia berada. Tapi, sepuluh hari itu adalah di mana Allah memberikan pintu hidayah kepadanya. Hari-hari yang dipenuhi dengan kegelapan itulah di mana Allah mengantarkannya pada sinar yang begitu terang benderang menyilaukan, yaitu cahaya Islam.
Buku bertajuk “Dari Taliban Menuju Iman” ini benar-benar memukau para pembaca, mulai dari judul dengan background sampul depan yang sangat representatif, hingga kisah nyata yang dikemas dengan apik. Penulis memaparkan secara lengkap kehidupan dan gerak wartawati Inggris ini baik sebelum dan sesudah “petualangan” yang kini mengubah total kehidupannya. Bahkan buku ini menceritakan pada kita kesulitan-kesulitan yang harus dilewatinya selama bertualang mencari berita di Afganistan hingga akhirnya dia ditangkap.
Buku ini tidak hanya membeberkan cerita, tapi juga memperlihatkan kepada kita bagaimana pemikiran-pemikiran skeptis seorang wanita non-muslim terhadap Islam berubah sedikit demi sedikit. Banyak hal yang dia lihat yang membuatnya terpukau. Seperti ketika dia berada dalam kampung Muslim, seorang wanita Afgan berkata, “Kami mendengar tentang apa yang terjadi di New York dan kami merasa sedih karena amat banyak orang tak bersalah tewas. Aku berharap orang-orang Amerika berpikir dua kali sebelum membom kami, tapi apa pun yang terjadi kami tidak takut.” Keluarga perempuan itu yang mengajak Yvonne makan, dia merasa terharu. Mereka hanya punya sedikit makanan, tapi mereka ingin membagi yang sedikit itu.
Dalam sebuah wawancara dia menceritakan ketika dia disekap, “Aku diberi sebuah radio untuk mendengarkan siaran BBC dan ditanyai apakah ada hal lain yang kubutuhkan. Hamid mengatakan semua orang sangat cemas karena aku tak mau makan dan bertanya apakah ada yang salah dengan makanannya atau apakah aku memiliki diet khusus atau barangkali aku lebih menyukai makanan hotel. Mereka menganggapku sebagai tamu mereka dan mereka akan sedih bila aku sedih. Aku tak memercayai hal ini. Taliban sedang mencoba membunuhku dengan kebaikan mereka... Aku bertaruh bahwa orang-orang berpikir aku disiksa, dipukul, dan mengalami perundungan seksual. Padahal, aku diperlakukan dengan baik dan penuh hormat. Ini tak bisa dipercaya...”
Jelas, keistimewaan buku ini adalah menyajikan pada kita bagaimana pada akhirnya keyakinan seorang wartawati yang tangguh ini memenuhi panggilan Allah dan Muhammad Rasulullah untuk memeluk Islam. Yvonne merasa saat-saat yang dilaluinya dalam sekapan Taliban adalah awal tumbuhnya benih-benih perubahan besar dalam hidupnya. Pandangan-pandangan Yvonne tentang Islam, terutama yang berkaitan dengan pandangan Islam terhadap perempuan mulai berubah setelah dia ditahan Taliban.
Begitu dia bebas dan kembali ke Inggris, wanita yang berlatarbelakang keluarga Kristen protestan taat ini, mempelajari Al-Quran untuk mencoba lebih memahami pengalamannya bersama Taliban. “Aku terpukau oleh apa yang kubaca─ tak satu titik atau sebuah garis pun yang berubah selama 1400 tahun... Menurutku kata-kata dalam Al-Quran amat menakjubkan dan masih relevan di zaman sekarang.”
Yvone yang dulunya adalah seorang aktivis feminis berasumsi bahwa mungkin dia akan menemukan perintah-perintah dalam Al-Qur’an yang menyudutkan perempuan. Tapi dia terkejut karena tak satu pun ayat yang demikian. Malah sebaliknya, dia menemukan ajaran-ajaran luhur bahwa sesungguhnya kaum perempuan memiliki derajat yang tinggi dalam rumah tangga. Dia semakin tertarik pada Islam dan terus mencoba memahami dengan bertanya pada sejumlah aktivis Islam dan kepada ulama di Inggris.
Dua tahun setelah dibebaskan dari Afganistan, pada musim panas 2003, Yvone dengan bulat hati menyatakan diri masuk Islam. Dia pun memutuskan mengenakan hijab dalam kesehariannya. Dia mengatakan busana muslimah justru menguatkannya, “Betapa terbebaskan rasanya karena kita diinilai berdasarkan isi otak kita dan bukan dari ukuran payudara dan panjang kaki kita.” Dia mengeluarkan tulisan yang berjudul “How I Came to Love the Veil” (2006) yang ingin membuat masyarakat mengerti bahwa sesungguhnya perempuan justru dilindungi dan dihormati. Yang paling mengesankan Yvonne lebih dari apapun adalah persaudaraan di antara sesama perempuan Muslim yang begitu erat dan menjadikannya bahagia.
Setelah pengalaman di Masjidil Haram, Yvonne mulai paham bahwa Allah mengajarkan shalat berjamaah sebagai suatu simbol agar umat tak mudah terpecah-belah. Tidak seperti saat ini, ketika umat terpecah belah, Islam pun diinjak-injak dengan semena-mena.
Dia bahkan mengerti bahwa Islam tidak hanya memerintahkannya untuk shalat semata, tapi mualaf ini pun mengerti tentang pentingnya untuk ikut masuk ke dalam garis perjuangan Islam, terutama dengan tulisan-tulisannya yang selalu tajam dan berani menyajikan fakta dan membela Islam. Yvonne juga bersikap kritis terhadap pemimpin negara muslim yang bersikap lemah dan lebih suka tunduk pada keinginan negara adidaya. Dalam tulisannya Yvonne menyebut Bush dan Blair sebagai “The Twins of Evil”. Dia juga menguak kepada masyarakat fakta-fakta jahat militer AS di Teluk Guantanamo (Kuba) dan Abu Ghaib (Irak). Yvonne menyindir Amerika dengan sebuah kalimat pedas, “Syukurlah aku dulu di tahan oleh rezim yang dianggap paling brutal sedunia bukan oleh militer Amerika!”
Sungguh, membaca buku “Dari Taliban Menuju Iman” akan memberikan kesempatan kepada kita untuk merefleksikan apa yang telah terjadi pada diri Yvonne dengan diri kita sendiri. Kita bisa saja tercengang dengan keberaniannya berada di garis perjuangan Islam, padahal baru 4 tahun sejak dia menjadi seorang mualaf. Tapi, kita mungkin akan bertanya, apakah yang telah kita lakukan sebagai seorang Muslim untuk membela agama Allah ini, setelah berpuluhan tahun memeluk Islam? Sudahkah, dengan kemampuan terbaik yang kita punya? Sudahkah?

Ps: Thx mbk silv...bwt resensinya..

Kita Memang Berbeda, Cinta

Kita Memang Berbeda, Cinta

“Ayah, bunda lucu deh,” kata anak kami Faiz, pada suatu hari yang gerimis.
Sayang mengrutkan kening sambil tersenyum. “Lucu? Lucu apanya, Sayang?”
“Orangnya bertolak belakang! He he he...”
Saya tersentak sesaat. Faiz, anak kami yang waktu itu belum berusia 10 tahun dan suka menulis puisi, “membaca” kami sedemikian dalam.
Saya manggut-manggut, “Hmmm,. Lalu apanya yang salah?”
Dia mengerling menggoda. “Tidak ada. Ayah Bunda pasangan yang unik!”
Saya dekatkan wajah saya pada Faiz dan menyentuh hidungnya.
“Aku mencatat beberapa contoh. Bunda suka durian, ayah anti durian. Bunda periang, ayah pendiam. Bunda humoris, ayah sangat serius. Hmmm, apalagi ya? Ayah menganalisa, bunda sensitif. Ayah itu detail, bunda tidak. Ayah dan bunda memandang persoalan dengan cara berbeda. Menyelesaikan persoalan dengan berbeda pula!”
Saya bengong.
“Bunda romantis tapi ayah tidak. Kalau aku romantis!” katanya setengah berbisik lalu tertawa.



Saya tambah bengong! Tahu apa anak itu tentang romantisme?
Faiz terus nyerocos. Ia pun bercerita, tentang percakapan di sekolah dengan teman-temannya. Anak-anak SD kelas IV itu ternyata sudah berpikir, kelak kalau menikah harus mencari pasangan yang sifatnya sama!
“Kalau tidak nanti bisa cerai!”
What? Saya garuk-garuk kepala.
“Aku saja yang tidak begitu setuju, Bunda. Aku bilang pada teman-teman, justru karena ayah bunda berbeda, jadinya malah asyik lho!”
Saya geleng-geleng kepala lagi, sambil mengulum senyum. Ah, tahukah para orang tua mereka bahwa anak-anak mereka kadang tahu lebih banyak dari yang kita pikir?
Tak lama Faiz sudah asyik dengan bacaannya di kamar. Di ruang kerja saya, tiba-tiba wajah beberapa teman lama melintas.
A memilih bercerai karena setelah menikah 10 tahun dan punya 2 anak kemudian merasa ia dan suami sama sekali tak cocok!
B menjalani kehidupan rumah tangganya dengan perasan hampa karena tak kunjung merasa cocok dengan suaminya, setelah menikah belasan tahun.
C selalu berkomunikasi denga suaminya tentang berbagai hal, tapi terpaksa cekcok hampir setiap hari karena tak kunjung sampai pada sesuatu yang bernama kesamaan.
D tak lagi peduli ada indahnya jalan pernikahan dan sekadar menjaga keutuhan rumah tangga sampai akhir hayat.
Di antara mereka ada yang seperti saya, menikah karena dijodohkan sahabat atau ustadz. Ada pula yang menikah setelah melalui pacaran lebih dulu bertahun-tahun. Dan atas nama “ketidakcocokan” yang muncul kemudian, itulah yang terjadi.
Saya akui, pengamatan Faiz jeli. Saya dan Mas Tomi memang sangat berbeda. Sebelas tahun kami bersama dan berupaya mencari titik temu. Tak selalu berhasil. “We are the odd couple!” kelakar kami.
Tapi alhamdulillah, di tengah-tengah segala perbedaan itu, kami berusaha untuk tak berhenti berkomunikasi. Saya mencoba memilih waktu yang tepat yang menyenangkan untuk bicara berdua. Begitu juga Mas. Kami membicarakan perbedaan kami di saat dan di tempat yang nyaman dan menyenangkan.
Kadang tak semua perlu dibicarakan. Mas menunjukkan dengan sikap apa yang ia inginkan dari saya. Kadang saat saya lelah, tanpa harus terucap kata “saya capek”, Mas memijit pundak dan punggung saya. Saya tahu, saya menangkap, Mas akan senang kalau saya perlakukan demikian.
Saya selalu memberi kejutan di saat milad, ulang tahun pernikahan, di saat ia meraih kesuksesan atau kapan saja saya mau. Mas menyadari, itu artinya saya pun ingin diperhatikan demikian. Ia mencoba, meski sebelumnya tak ada tradisi itu di keluarga Mas. Saya membuatkannya puisi saat Mas kerap memberi saya data statistik keuangan kami. Mas tahu, saya ingin sesekali diberi puisi sederhana tentang cinta. Saya pun menyadari, Mas ingin saya bisa mencatat semua pemasukan dan pengeluaran rumah tangga dengan rapi. Mas suka makanan tertentu. Dan meski tak suka, saya coba memasaknya. Saya membelikan Mas pakaian yang sedikit modis. Mas nyengir, tapi ia coba memakainya.
Berupaya untuk memahami dan mengecilkan perbedaan menjadi indah, ketika itu dilakukan dengan senyum dan ketulusan, bukan karena tuntutan atau paksaan terhadap pasangan. Dan kalau dengan berubah kita lantas menjadi lebih baik, kalau berubah itu dalam rangka ibadah, dalam rangka membuat pasangan kita bahagia, mengapa tidak? Kalaupun pasangan kita tidak juga berubah dari karakter semula setelah bertahun-tahun, mengapa kita tak melihat hal itu sebagai keunikan yang makin “mengayakan” kita?”
Di atas itu semua, sebenarnya semua perbedaan bisa saja seolah lebur saat sumi istri menyadari persamaan utama mereka, yaitu keinginan menjadi abdi ilahi sejati! Cinta karena dan untukNya, menjadikan sifat dan karakter yang paling berbeda sekalipun, bersimpuh atas namaNya. Perbedaan justru menjadi masalah serius ketika masing-masing pribadi memang tidak menempatkan ridho Allah sebagai tujuan utama dalam biduk rumah tangga mereka.
Di luar, hujan mulai reda. Sayup-sayup saya dengar suara Faiz di telepon. Rupanya ia sedang bercakap dengan salah satu temannya.
“Apa? Ayah bundamu bertengkar? Sudah, jangan menangis. Cinta yang besar kepada Allah, akan selalu menyatukan mereka!”
Saya nyengir. Sejak kapan anak itu menjadi konsultan ya?


16 okt 2008 dari Helvy Tiana Rosa



Mengukir Kecerdasan yang Penuh Cinta

Mengukir Kecerdasan yang Penuh Cinta

“Bagaimana cerita waktu hamil? Kok anak kalian bisa secerdas itu?”
Itulah pertanyaan yang kerap dilontarkan orang pada saya dan suami.
Dan biasanya sebelum menjawab, saya dan Mas saling berpandangan, tersenyum, mengenang masa-masa itu...
Saat hamil anak pertama, saya sedang menyelesaikan skripsi sarjana, sambil bekerja sebagai redaktur suatu majalah. Saya dan Mas hidup sederhana di sebuah rumah petak dekat sungai Ciliwung. Jalan menuju rumah kontrakan kami cukup berliku dan curam. Setiap hari saya harus pergi ke kampus dan ke kantor dengan terlebih dahulu jalan kaki mendaki untuk sampai ke jalan raya. Dari sana saya harus berganti angkutan umum hingga tiga kali.
Setiap bertemu dengan para tetangga, mereka geleng-geleng kepala melihat ransel besar di atas pundak saya.
“Wah ini ibu hamil gagah banget ya!”
“Iya nih kok kayaknya segar terus, nggak ada capeknya.”
Saya lagi-lagi tersenyum. Tentu saya tahu bagaimana harus menjaga kandungan dari serangan rasa letih. Tetapi belajar dan bekerja bagi saya adalah sebuah kenikmatan sejati yang menyehatkan saya, dan yang saya yakini juga bagi calon bayi saya. Kalau sudah begitu, hilanglah semua lelah!
“Sayang, aku ingin anak kita nanti menjadi anak yang cerdas, bukan hanya secara akal pikiran, tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual,” kata Mas sambil membelai perut saya.



Saya mengangguk. “Aku juga ingin seperti itu, Mas. Kita berdoa dan berusaha bersama ya,” jawab saya sambil menggenggam tangannya.
Sungguh saya tersentuh. Setiap pagi, sebelum kami berangkat kerja, Mas sudah menyiapkan sarapan lengkap khusus buat saya dan calon anaknya. Makanan yang ia siapkan pun sangat menyehatkan: sayur, daging, telur, tahu tempe, lalu ada buah dan tentu saja tak ketinggalan susu Prenageun! Begitu juga kala malam tiba dan saya masih mengetik bahan skripsi, mas selalu membuatkan susu coklat hangat untuk saya.
“Kok kamu suka bicara sendiri say? Atau lagi bicara sama anak kita?” Tanya mas suatu hari.
Saya mengangguk. “Iya, Mas, aku bicara dengan anak kita.”
“Hmm, tapi masak dia juga diajak diskusi soal skripsi sarjana sastra-mu? Apa dia nggak pusing nanti?” Tanya mas lagi.
Saya tergelak. Mas juga. “Tahu gak say, anak kita sering bereaksi kalau aku ajak ngomong apa saja, juga soal skripsiku!”
“O ya?”
Saya mengangguk serius. Memang sejak dinyatakan hamil oleh dokter, saya kerap berinteraksi dengan janin dalam kandungan saya lewat berbagai cara. Saya menyentuh dan membelainya, bercerita, bernyanyi, membacakan sesuatu (sejak hamil minat baca saya meningkat dahsyat!), mendengarkannya aneka musik, dan lain-lain seolah dia ada di hadapan saya. Saya juga menceritakan berbegai hal yang saya lihat dan menyentuh perasaan saya hari itu.
“Sayang, kalau kamu sudah besar nanti, kamu tolong, kamu bela orang-orang yang lemah dan teraniaya ya. Tadi Bunda lihat nenek-nenek yang jualan diusir, di tentang-tentang di tepi trotoar. Bunda sedih. Kamu tanya apa yang bisa bunda lakukan? Ya, Bunda turun dari bis dan membela nenek itu. Tapi barang-barang dagangannya sudah hancur. Bunda juga ditertawakan. Tak apa, yang penting Bunda sudah melakukan sesuatu, meski kecil...”
“Cinta, hari ini Bunda bertemu pengamen-pengamen kecil di jalan. Tapi kalau kita beri uang terus, nanti uang itu diambil para preman yang menyuruh mereka mengamen. Jadi Bunda sengaja bawa roti unyil untuk dibagi-bagikan pada mereka. Suatu saat kita tolong mereka dengan sesuatu yang lebih dari yang bunda lakukan hari ini ya...
Apapun cerita saya, janin di perut saya selalu merespon. Itu membuat saya tambah semangat. Setiap hari saya kutipkan untuknya puisi-puisi indah dari berbagai penyair dunia seperti Gibran, Neruda, Rumi dan Iqbal. Juga puisi-puisi Chairil Anwar, Rendra, Taufiq Ismail, Sapardi Djoko Damono, dan lain-lain.
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara...
Aku mencintaimu, itu sebabnya aku tak akan pernah selesai mendoakan keselamatanmu... (Sapardi Djoko Damono, Dalam Doaku).
Atau:
“Cinta, kamu tahu apa kata Pablo Neruda, penyair Chili yang meninggal saat bunda berusia tiga tahun itu tentang kita dan orang yang kita cintai? Dalam soneta 18 dia bilang : begitu dekatnya kita sehingga tanganmu yang di dadaku serasa tanganku. Begitu dekat sehingga kalau aku tidur, yang terpejam tak lain matamu...”
“Hari ini Bunda buat puisi untuk kamu. Itu lho, bunda dan ayah masih bingung mau memberimu nama siapa? Puisinya sangat sederhana, tapi dibuat dengan cinta. Dengar ya!”
Tepat 9 bulan 10 hari, saya pun melahirkan secara normal. Alhamdulillah kami dikaruniai bayi laki-laki yang sehat. Di rumah sakit itulah kami memberinya nama Abdurrahman Faiz yang berarti hamba Tuhan yang Maha Pengasih dan yang meraih kemenangan/ keutamaan. Begitu Faiz lahir saya memberikannya asi ekslusif hingga lebih dari 6 bulan.
Pada usia belum tiga tahun, Faiz sudah menampakkan bakat yang luar biasa. Saya terkejut ketika suatu pagi ia menyapa saya dan berkata: Bunda, aku mencintaimu seperti aku mencintai surga...
Faiz menulis puisi pertamanya di komputer saat ia berusia 5 tahun.

Bunda, engkaulah yang menuntunku
ke jalan kupu-kupu
engkau adalah puisi abadi
yang tak pernah kutemukan dalam buku

Sejak balita, ia pun menunjukkan empati yang mengesankan siapa saja di sekitarnya. Kalau kami sedang jalan-jalan, dengan ramah Faiz selalu menyapa semua tetangga yang kami jumpai. Kadang bahkan orang yang saya tak kenal!
Faiz juga tak sungkan memberhentikan semua tukang jualan yang lewat di depan rumah seperti tukang mainan, penjual es, penjual minyak tanah, hingga pengemis. Apa yang Faiz lakukan ? Mengajak orang-orang itu sekadar istirahat di beranda rumah!
“Mampir, Pak. Istirahat dulu, Pak. Di luar panas sekali. Mari..”
“Bapak mau minum yang dingin atau yang hangat?”
“Maaf ya, aku bukan mau beli, tapi aku mau tanya.. Jangan marah ya, Pak. Apa bapak sudah makan? Makan saja di rumah kami. Ada sop dan perkedel hari ini!”
Buku puisi pertama Faiz Untuk Bunda dan Dunia (DAR Mizan 2004) terbit saat ia berusia 8 tahun. Ia menjuarai berbagai lomba mengarang tingkat nasional, termasuk memenangkan lomba Menulis Surat untuk Presiden (2003). Dalam usia belia Faiz dianugrahi banyak penghargaan, antara lain sebagai Anak Cerdas Kreatif Indonesia tahun 2006, versi Yayasan Cerdas Kreatif pimpinan Kak Seto. Hingga kini Faiz sudah menerbitkan 6 buku ditambah 6 antologi bersama.
Namun hal yang paling kami syukuri adalah sikap empati dan penuh cinta Faiz pada sesama yang kental terasa dalam karya serta tindakannya. Saat kelas II SD, ia berkata: “Aku menulis puisi karena empat alasan, Bunda. Untuk mengucapkan diriku, untuk menyentuh nurani sesama, untuk menolong orang dan agar aku bertambah pintar.” Alhamdulillah dari royalti buku-bukunya Faiz telah pula memiliki kakak dan adik asuh sendiri!”
“Bunda, kapan ya uangku cukup, untuk membangun rumah besar bagi anak-anak jalanan yang tinggal di kolong jembatan itu?” tanyanya suatu hari.
Saya terhenyak. Pertanyaan yang sama dulu sekali, pernah saya lontarkan padanya, saat ia ada dalam kandungan saya. “Cinta, kapan ya Bunda dan Ayah bisa membangun sebuah rumah besar bagi anak-anak yang tak punya rumah dan ayah ibu itu? Kamu ikut doakan ya. Kalau sudah besar kamu perhatikan mereka ya sayang...”
“Apa karena sejak dalam kandungan kamu sering mengajaknya bicara dengan kalimat-kalimat pilihan?” duga Mas Tomi. “Karena tak ada hal selain cinta yang kita sampaikan padanya sejak dini?” katanya dengan mata kaca.
Tahun ini, setelah Faiz berusia 11 tahun, saya kembali melahirkan anak kedua. Saya mencoba hal-hal yang serupa dan bahkan lebih seru pada kehamilan kali ini. Makan dan minum yang sehat, menjaga kebugaran, terus mengembangkan wawasan saat hamil dan tetap melakukan rutinitas. Termasuk mengajar di sebuah perguruan tinggi negeri. Interaksi yang intens sedini mungkin dengan janin sampai masa kelahiran (hingga sekarang!) menjadi hal yang sangat penting bagi saya. Kali ini bukan hanya saya dan suami, tetapi Faiz pun sering mengajak calon adiknya berbicara, menceritakan, membacakan sesuatu, bernyanyi bersama, dan sebagainya...
Alhamdulillah anak kedua kami, Nadya Paramitha pun lahir, Februari lalu. Kini ia sudah 5 bulan dan tampak sehat, kuat, cerdas serta penuh cinta seperti abangnya.

by Helvy Tiana Rosa

Living Side by Side in Palestine

Living Side by Side in Palestine

Living side by side in Palestine... is it possible?
It was early in the morning when they came. My father and elder brother had just returned from the mosque and Mother was nursing my baby sister. I had just gone back to bed after finishing the dawn prayers. My little brother Ahmed lay in his bed, snoring and talking to himself in between the snoring; a habit he developed a few months back after witnessing his playmate’s death in an Israeli raid in our neighborhood. Ahmed was seven years younger than me and had just turned six a few days earlier. Just as I was about to doze off to sleep again I heard the door bang open, followed by shuffling of feet. Fearing the worst and wondering who in their right mind would visit so early in the morning, I ran out of the room. Bad news was usually more dramatic; heralded as it were by the arrival of tanks, fires and explosions.
There in the middle of our living room stood a whole family of seven. Two adults and five children, four boys and a girl, ranging from mid teens to a boy of about Ahmed’s age. Except for the mother and the girl whom I assumed to be around my age, they wore black jackets, black hats, black trousers and black shoes. The father and the boys had what seemed like several thin pony tails dangling on each side of their ears. Aha! Jews! I muttered to myself.


The father had a long beard and carried a huge revolver in his hands while the rest carried two pieces of luggage each, with the mother struggling with the bulkiest of all. It was a strange sight and for a moment I thought I was dreaming. I rubbed my eyes and refocused on the apparition in front of me. Even though it was dark outside, we had the lights on in the living room and I could see the whole scene as in broad daylight.
I looked around the room to locate my family. My father, my big brother and Mother with the baby in her arms were all huddled together on the big sofa.
“You!” the strange man with the beard and side tails pointed the revolver in my direction. I flew off my feet and landed on my father’s lap from where I gaped at the strange family.
“Now, Sir,” my father coughed, “would you please be so kind as to tell us what this is all about?”
The man turned to his woman, “Give me the paper!”
As the woman’s hands unclasped, the suitcases came down hurtling to the floor; with a single swipe the woman reached for a shoulder bag that had escaped my notice until now. She quickly unzipped the bag and produced a small piece of paper. Still keeping his revolver in the air, the man snatched the paper from his wife and as he read out the contents a cold shiver ran down my spine: I wasn’t dreaming. And this wasn’t just someone else’s nightmare. It was my turn to vacate my bed:
The Zionist regime of Israel hereby invites Mr. Ari Benjamin and his family to dwell on the land of Palestine and grab any land or house they may fancy. Should the dwellers of the chosen home, land, etc, make fuss, Mr. Ari Benjamin has full right to either shoot them on the spot and be done with them instantly or tie them up nicely until such a time as the usurped family is able to exist nicely.
Co- signed by the Prime Minister of Israel and the President of the United States of America and supported by a whole bunch of onlookers, the EU, the UN and members of the Arab League.
Unable to contain himself, my father burst out laughing. My mother was in shock. “How could you laugh at this, Yusuf,” She whispered. “This is so silly.” And then my brother was laughing, too, and before we knew it, the strange wife had picked up her luggage from the floor and was hastily marching to the door, at which her children laughed, laughing and kicking at their suitcases.
“What’s so funny?” the man cracked at everyone as he made a grab for his wife and her suitcases pinning her to the floor.
“Us,” the woman tried to escape his grip, “that’s what’s funny, us, invaders intent on occupying other people’s homes, that’s what’s funny. And I ain’t even laughing!”
“Now, now, darling,” said the man, “This is our home, once we manage to get rid of these flies, we will renovate it and make it to our liking. I promise. If you wish we could keep these folks, too. Remember how you’ve always wanted to have your own slave hands…”
“I’m hungry,” cried the youngest boy, “and I’m tired of carrying these bags. When are we going to settle down?”
“Now Sharon, take it easy dear, I promise we’ll have breakfast in our kitchen. Give me a minute, will you?”
“I want my own room,” said the girl looking in my direction. “How many bedrooms do you have in this place?”
“Just three,” I said as a matter of fact. The young lady might as well know she won’t have the luxury of having her own room. I didn’t. “And they are very, very, very small.” I added for effect.
“Just three small rooms?” the girl cried. “You lied to me, Dad!”
It was lighting up outside the window and soon I was hearing voices, but I wasn’t sure if anyone knew about our situation as I couldn’t detect any movements outside our door.
“Yes, our rooms are very small as you can see from this tiny room we all are in right now,” my mother said sounding very pleasant. “How many rooms did you have where you came from?”
“We live on a ranch in Texas,” the strange wife returned. “We are very strange folk, that’s why we are here in these cramped rooms.”
“Woman!” the man glared at his wife. “Have you gone stupid? Haven’t I told you that once we’ve got us a spot we’ll be annexing the whole area?”
“Now…what?” My father cleared his throat again. “Are you guys staying for breakfast, or what?”
The man pointed the revolver at my father. “Breakfast, I like the sound of that word... breakfasting together and living together, side by side…Where shall we sit?”
“Yes, that’s a good one, Sir, we all should be sitting together, side by side in peace,” my mother said shuffling to her feet and handing my brother the baby, she kind of glided towards the kitchen; I followed suit. The man didn’t seem to mind at all.
“So what’s going to happen?” I whispered as Mother went about lighting the stove and getting stuff from the fridge. “What will happen to us?” I pulled at her sleeve. Mother took some change from the kitchen cupboard and gestured to me as if speaking in sign language to go down to Ali’s bakery for some bread.
I quickly retraced my steps and holding up my hand to show the coins, I asked the man to let me fetch the bread to which he nodded with a shake of his revolver.
”But don’t you try anything funny, girl!” he threw after me as I reached for the doorknob, “Arabs! You can’t trust them, can you?”
(by Safi Abdi)

Bintang Bethlehem

Bintang Bethlehem

Di sebuah bukit kapur yang di sana sini ditumbuhi pohon kurma di Kota Jericho, Palestina, tiga orang anak tampak menghentikan permainannya secara mendadak yang semula ketiganya saling berkejaran. Ketiga anak itu, masing-masing sekitar 12 tahun usianya, menatap ke angkasa. Ada sesuatu di langit yang terlalu menarik untuk tidak diperhatikan. Sebuah benda yang luar biasa besarnya, persis bongkahan batu raksasa, warna emas dibalut oranye, sedang melayang pelan dari arah timur menuju ke barat. Sebuah bongkahan cahaya yang lebih cemerlang daripada sinar matahari.
Bongkahan batu raksasa yang berkilau-kilau bagai permukaan danau yang memancarkan cahayanya dengan pekat itu -kadang cahaya itu meleleh lurus menghunjam bumi- menarik ketiga anak itu untuk mengikutinya. Ketiga anak itu, siapa pun namanya, marilah kita sebut saja: Aaron, Alan, dan Ahmed, sambil mendongakkan kepalanya terus-menerus, menatap bongkahan itu yang rasanya bisa digapai tangan. Sering mereka -karena mendongak terus- terjatuh karena tersandung. Ketiganya bangkit, lalu bergerak tanpa berucap sepatah pun mengikuti benda yang melayang lamban itu, entah dari mana asalnya dan entah mau ke mana.



Bukit kapur campur pasir. Bukit lengang kadang disapu angin kencang. Bukit kapur bukit ilalang, tumbuhan kurma, rumput, dan senyap panas. Bukit tanpa setetes air minum, tanpa secuil makanan, tanpa setangkup atap, kadang ditumbuhi kebun pisang (benar itu kebun pisang?). Tentara-tentara Palestina yang berjaga dalam tenda dengan persenjataan seadanya terus-menerus belajar untuk memerintah. Satu saat waktu itu pasti datang, di mana tentara-tentara Palestina sangat sibuk dengan satu pemerintahan, Republik Palestina.
Semuanya mendorong untuk bersyukur (tanah gersang, angin panas, kawasan yang sepi, dunia yang tak nyaman), bahkan militer Israel yang dihadapi secara frontal tanpa sengaja dapat memberikan jalan keluar meski berbahaya ketika sarapan, ketika rapat di siang, ketika istirahat pukul 15.00, ketika tidur malam (apakah ada dunia tandingan bagi dunia Palestina yang demikian?)..
***
Pertempuran yang meletus secara sporadis antara militer Israel melawan gerilyawan Palestina yang terjadi di Jalur Gaza, Tepi Barat, maupun di Hebron ataupun Jericho sudah dapat diduga hasilnya: perdamaian antara kedua kekuatan itu semakin menjauh. Justru di saat keduanya sangat bersemangat untuk berunding menyambut perdamaian, saat itu juga meletus pertempuran.
Pemerintah Israel dengan Fatah maupun Hamas di satu pihak, lalu pemerintah Israel dengan para gerilyawan Palestina yang terdiri dari berbagai faksi di lain pihak, di samping Hamas dengan Fatah di meja yang terbelah, menghasilkan halaman yang carut-marut karena ketumpahan tinta sehingga butir-butir kesepakatan terhapus oleh guyuran cairan hitam itu, tanda cinta pada Tanah Air yang satu.
Namun, diam-diam semangat untuk membangun perdamaian abadi juga muncul dari warga kebanyakan dari keduanya. Karena sudah jenuh terhadap pertikaian yang tak kunjung padam yang berlangsung puluhan tahun dan menyadari bahwa Israel maupun Palestina sebenarnya bersaudara adalah mustahil tak bisa dirukunkan, mereka pun bekerja keras menggiring siapa saja ke meja perundingan.
Selalu saja terjadi letusan rentetan tembakan dan bom yang meledak yang menyebabkan semua rencana perdamaian itu berantakan. Ketika semua kekuatan bersiaga di lubang perlindungan dengan persenjataan yang paling piawai, mendadak muncul ketiga anak itu melintas di hadapan peperangan yang memerah.
''Apa kita habisi saja ketiga anak itu?'' bisik seorang serdadu Israel kepada temannya di lubang perlindungan.
''Misi apa yang diemban oleh ketiga anak itu?'' bisik seorang gerilyawan Palestina kepada temannya dari balik gundukan tanah cadas tempat persembunyiannya.
''Lihatlah ke atas!'' serunya, ''Apakah itu pesawat tempur mutakhir Israel?''
''Apakah itu bomber eksperimen Hizbullah?'' seru serdadu Israel sambil menunjuk ke atas.
Semua terbengong-bengong menatap bongkahan raksasa yang cemlorong itu. Para serdadu Israel, para gerilyawan Palestina, kelompok Fatah, kelompok Hamas, gerilyawan Hizbullah, dan semua kelompok gerilyawan perlawanan terhadap pemerintah Israel. Benda apakah itu? Dari mana? Mau ke mana? Siapa yang membuatnya?
Tiba-tiba lima pesawat jet mutakhir Israel menghambur sambil memuntahkan roket-roket peluru ke bongkahan batu yang berbinar-binar itu, namun semua tembakan itu hanya mengenai udara hampa. Bagaimana mungkin cahaya bisa ditembak?
***
Justru bila roket-roket peluru itu mengejar pesawat-pesawat tempur itu, suatu bumerang. Dengan susah-payah, lima jet itu menghancurkan sepuluh roket pelurunya sendiri disertai omelan para pilotnya.
Di tempat persembunyian masing-masing, para serdadu Israel dan para gerilyawan Palestina bersorak menyaksikan peristiwa itu.
''Jet-jet yang bodoh!'' seru serdadu-serdadu Israel mengolok-olok teman-temannya.
''Pilot-pilot buta huruf Tel Aviv,'' seru para gerilyawan Palestina terbahak.
Dan, tiga anak itu terkaget-kaget mendengar ledakan beruntun di angkasa. Ketiganya terus melintas tanpa peduli apa yang sedang mengepungnya. Lalu, tembakan-tembakan berdesingan dan ketiga anak itu bertiarap. Mereka saling toleh penuh tanya.
''Kita ditembak,'' kata Aaron.
''Siapa yang menembak?'' tanya Alan.
''Hantu,'' kata Ahmed.
Lalu, ketiganya berlari terus mengikuti bongkahan raksasa itu supaya tidak ketinggalan sambil merunduk menghindari kemungkinan terjangan peluru-puluru yang beruntun.
''Tiga anak itu memang bandel!'' seru seorang serdadu Israel sambil melepaskan tembakan-tembakan lewat senapan teropong.
Tapi, tak satu pun dari ketiga anak itu yang roboh, padahal tidak ada satu pun sasaran yang bisa lolos dari senapan teropong. Serdadu Israel itu penasaran. Ia lepaskan tembakan lagi dan ketiga anak itu tetap berlari. Serdadu-serdadu Israel itu terheran-heran.
''Anak-anak ajaib!'' seru serdadu Israel itu.
''Jangan ganggu tiga anak itu,'' kata seorang gerilyawan Palestina kepada temannya di gua persembunyiannya.
''Kenapa?'' tanya yang lain.
''Pokoknya, jangan ganggu.''
''Aku ingin dengar alasannya.''
Presiden Israel, presiden Palestina, presiden Mesir, presiden Syria, presiden Lebanon, presiden Jordania saling bertanya tentang benda angkasa itu. Pesawat-pesawat jet tempur Amerika dari kapal destroyer Dwight Eisenhower yang menyandar di Laut Merah melakukan manuver-manuver sedekat mungkin dengan bongkahan raksasa yang mencorong itu. Pentagon kirim pertanyaan kepada Mossad.
Sementara itu, benda angkasa yang tak bisa diidentifikasi itu terus melayang ke arah barat. Sering ketiga anak itu menampung lelehan-lelehan cahaya dari benda itu.
***
Dari telapak tangan ketiga anak itu, berpendar-pendar cahaya selaksa yang kemudian ditiupnya sampai kabur ke udara, melayang-layang naik turun ditiup angin yang membawanya pergi menjauh. Bercampur awan, menyelinap hilang dan menyembul kembali, melabur dinding-dinding awan itu dengan warna-warni seperti kebiasaan ketiga anak itu mencorat-coret dinding pembatas yang dibangun pemerintah Israel untuk memisahkan tanah Israel dengan kawasan Palestina.
Seluruh penerbangan yang datang dan pergi di Bandara Ben Gueron, Israel, ditutup. Bandara akan dibuka kembali setelah benda angkasa yang entah itu diketahui. Benda angkasa itu akhirnya menyeberang di atas Laut Tengah dan dua belas pesawat jet tempur Amerika dan Israel kehilangan jejak. Pasukan khusus Amerika dan Israel yang mengejar ketiga anak itu tak mampu menemukannya. Entah ke mana anak-anak itu mengembara yang kedatangannya kembali sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga masing-masing.***
Tangerang, 28 Oktober 2008
(by Danarto) di Jawapos..Desember 2008

Yang Kembali Pulang adalah Kematian

Yang Kembali Pulang adalah Kematian

“Dua puluh?”
Ya, brengsek! Dua puluh! Ada orang yang begitu gembira menyandang angka itu. Tapi aku..ingin kembali mengecil..ketika dunia hanya berarti nyanyian.
“Baru aja, kan Feb?” Orang menyebalkan di sampingku itu bak memamerkan permata yang tak pernah tidak diusapnya tiap pagi dan petang. Tapi aku adalah batu karang yang dengannya ia memecahkan kaca, berantak tanpa aku bisa berontak. Aku batu karang, yang orang hanya tahu aku terpancang di tengah-tengah bongkah kaca, tanpa luka.
Tapi Ibu... aku selalu mengingatmu. Aku, tidak sekadar terluka. Mungkin telah lama mati, dadaku tertancap parang.
Lalu aku hanya bisa mandi dan dengan sia-sia membasuh hatiku yang sesak oleh ceceran darah yang tidak akan pernah hilang. Aku merasa mulai tidak bisa bernapas karena darah amis itu menumpuk lalu mengering membentuk bongkahan bernanah menjijikkan. Hingga aku muak dengan hatiku sendiri. Rasanya sudah cukup lama aku tidak mengajaknya bicara. Aku jijik



Aku hanya bisa mandi, berharap kau tidak akan mencium bau busuk ini, Ibu. Aku tidak ingin kau merasakan panasnya dada ini ketika aku memelukmu malam ini, karena hanya denganmu aku bicara.
“Uangmu, di atas meja.” Ada derit pintu.
Semua orang biadab! Maaf, Ibu, anakmu ini mungkin sudah masuk menjadi kumpulan orang-orang biadab itu.
***
Aku rindu dengan perasaan gembira yang membuncah ketika pintu kehijauan yang kumal itu mulai kulihat dari kejauhan. Entah sejak kapan, perasaan itu digantikan oleh kengerian.
Aku melihatmu sudah terpejam. Aku ngeri kau akan terbangun dan menyingkap dadaku yang penuh darah dan nanah.
Tapi aku ingin memelukmu setiap malam, Ibu, untuk hari-hari yang sudah kulalui tanpamu. Untuk hari-hari yang dipenuhi dengan pengkhianatan, aku ingin menciummu. Untuk senja yang dipenuhi kebejatan, aku ingin manja padamu.
Aku ngeri dengan kotornya tubuhku yang mendamba dekapanmu yang suci. Aku ngeri, karena kudekap saja engkau, merasakan pipimu yang nyaris sudah tak ada, tapi tetap menyimpan kehangatan. Betapa lega tanganku bergumul dengan tanganmu, yang penuh dengan keriput halus tapi tetap membuatku nyaman. Aku semena-mena menikmati merebahkan diri dan mendengar degub jantungmu dari dekat, suaranya lembut merasuk ke kepalaku.
Suara derit pintu yang kukenal, mengganggu hening bersama detak jantungmu. Pastilah dia datang. Kudengar langkah kakinya yang kalau malam begini harus ia seret. Cepat-cepat kupejamkan mata, menangis di sandaranmu. Maafkan aku, Ibu.
***
Derit pintu ini hari demi hari semakin menyayat ketakutanku. Aku takut orang yang selonjor berselimutkan sarung tidak karuan itu terbangun. Aku lebih suka dia terbaring seharian dan bangun tiba-tiba menemukan malam yang akan menyeretnya lagi ke sekumpulan binatang di sudut jalan itu. Tapi Ibu, mencelanya membuatku meringis. Aku juga binatang itu, Ibu. Ibu tidak tahu, bukan? Karena aku tak ingin ibu membenciku. Aku tak mau ibu meninggalkanku, menyisakan tatapan yang mungkin mampu membuatku mati saja seketika, karena cuma ibu yang aku punya. Hanya kau kekuatanku. Maaf, mungkin ibu tidak tahu kalau Tuhan sudah tak berani lagi kusebut, seperti halnya aku tak lagi bicara pada hatiku ini yang mati. Aku hanya bisa bicara dengamu saja, Ibu.
Aku tahu kau pasti kecewa melihatku menyerah. Dulu kau begitu bangga padaku yang selalu bersemangat akan hidup seperti pagi yang selalu dimulai dengan decakan kagum embun pada semburat wajah langit jingga. Aku ingat aku sekuat itu dulu, sekuat ibu yang tidak pernah mengeluh seberapa pun peluh kau basuh, tak pernah tampak rapuh. Tapi ada kalanya waktu menghempaskan lumpur ke ulu hati kita, lalu keadaan menjadi kotor menjijikkan, membuang senyum yang dulunya ranum.
Bapak diusir oleh perusahaan kapitalis bangsat itu. Lantas bukannya malaikat penolong yang datang, malah segerombolan tikus yang menggerogoti otak warasnya. Aku jadi ingat diriku sendiri. Bapak juga tergoda dengan kenikmatan palsu yang menjanjikan berkeranjang uang. Aku ingat kau coba mengingatkannya. Apa yang kau dapat? Dampratan! Sumpah serapah!
“Lalu mau makan apa kita, hah?! Di kehidupan yang milik orang kaya ini, jangan orang susah berani-berani berulah. Diam sajalah, kau tak tahu apa-apa!”
Aku ingat betapa aku meringkuk di balik selimutku mendengar pintu hijau kesayanganku dibanting seenaknya. Lalu ibu menyendiri di dapur. Kau mungkin tak tahu saat itu aku mengintipmu menangis. Sendiri...
Sejak itu ibu tahu bahwa bapak telah bertambah jauh. Sejak itu, seakan suatu ritual, sehabis bermandikan kartu, bapak juga diracun. Itu racun katamu, Bu. Racun itu tak hanya menggerogoti otak, darah, dan tulang, tapi menggerogoti seluruh isi rumah ini.
Aku rindu kakak, Bu. Kalau dia ada di sini bersama kita, mungkin kita masih bisa tertawa. Dia akan mengajakku main kembang api yang membinarkan kelam. Seperti rintik hujan yang bercengkrama dengan bebatuan, aku pasti dibuatnya terbangun dari kematian.
Tahukah ibu, aku sudah dua puluh? Andai kakak tahu jadi apa adik kesayangannya di umur dua puluh... Tapi aku rindu, kakak, Bu. Kakak begitu muda. Tapi, kenapa Tuhan seakan tidak peduli sebesar apa kita butuh dia. Tidak ada lagi rintik hujan yang bercengkrama riang dengan bebatuan. Yang kembali pulang adalah kematian.
Ibu, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuhan. Mungkin Dia pikir aku bisa sekuatmu, Ibu. Kau adalah satu tonggak yang menegakkanku terpancang. Ketika kau patah, aku pun binasa, terinjak kaki-kaki serampangan lalu lalang.
Air tidak bisa membersihkan gumpalan nanah dan darah yang menyatu ini. Hatiku merasa sakit, pedih, perih. Aku pukul dia. Pukul dia. Pukul. Pukul. Pukul! Di tengah guyuran yang sudah entah tidak jelas antara air dan air mata, aku masih bertahan. Demimu, Ibu. Seperti yang kulihat, Bu, cari kerja di negara kita ini susah. Kalau aku berhenti sampai di sini, paling-paling untuk beli kerupuk pun aku tidak akan mampu. Lalu bagaimana aku bisa mengantarkan Ibu sembuh?
Bu, aku berangkat. Iya sepagi ini, selagi bapak masih terlelap. Ah, tapi kau mulai membuka mata. Aku ingin kabur dari tatapanmu, karena aku ngeri Ibu akan mengindera noda ini, aku takut Ibu mencium bau busuk nanah yang mulai merambah ke seluruh tubuh. Tapi aku ingin menatap bening itu, Bu. Matamu yang menebarkan oase di darahku yang sedang terbakar amarah. Matamu yang selalu melihatku bersayap lebar, seperti harapan yang tak pernah usai. Matamu yang selalu berbicara kasih dan cinta. Kau menang, Ibu. Aku tidak bisa pergi.
“Jam berapa sekarang, Nak?” bibirmu nyaris tidak bergerak. Bibirmu ditumbuhi belukar bening, terlihat menyakitkan. Kuusapkan sedikit madu yang kusediakan di meja sebelah tempat tidurmu. Kerudungmu selalu melekat, karena kau tidak ingin melewatkan shalat.
Seusai kau shalat, kuajak kau makan. Ibu, aku ingin menyuapimu pagi ini dengan tanganku sendiri. Aku takut kesempatan itu lekas pergi, entah kau yang pergi, entah diriku.
Bahkan untuk membuka bibir saja kau bergetar, Bu. Aku tidak tega. Sudah sebulan ini aku tidak membawamu ke dokter. Aku janji besok kubawa dokter Ririn kemari. Uangku sudah lumayan. Ibu, maaf, uang itu.... bagaimana aku harus mengatakannya... Sebaiknya ibu tidak tahu.
“Nanti Bi Rafiah ke sini lagi untuk jaga Ibu. Febi kuliah dulu ya, Bu.” Ya, kuliah Bu, karena aku perlu sesuatu yang akan memutus lingkaran setan ini. Ah, aku malu, Bu, untuk bilang kalau aku masih menyimpan mimpi tuk jadi orang berguna. Aku benci tatanan kehidupan yang membuat Ibu tidak bisa berobat dengan murah, semua susah. Kacau, Bu. Kacau! Kekacauan ini yang membuat bapak dan gerombolan tikusnya bermain judi dengan seenaknya, dan membeli berbotol-botol minuman dengan mudahnya. Kini pula yang memudahkan orang-orang untuk menjual diri karena tempat, toh, sudah tersedia. Dan orang-orang pun apatis. Aku tidak peduli orang akan mengatai diriku munafik. Aku juga muak, Bu. Aku ingin segera keluar, berlari sejauh-jauhnya bersamamu lagi, Bu. Ayo, Bu, kita jalan dan lari lagi seperti dulu. Ibu pasti bisa. Mungkin sekarang ibu hanya masih bisa terbaring. Tapi aku yakin kita akan berjalan bersama lagi, Ibu...


Penulis: Silvia Carolina (telah dipublikasikan di Republika 15 Juni 2008)

Ps: thx mbk....bwt cerpennya...he9...